Loading...

Inilah Tutorial Budidaya Menanam Bayam

BUDIDAYA BAYAM - Cara budidaya bayam atau Amaranthus Spp, efektif dilakukan didataran rendah maupun dataran tinggi hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut,
Bayam merupakan tumbuhan sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah amaranthus spp. Bayam juga sebagai sayuran daun yang bergizi, digemari oleh semua lapisan masyarakat.

Bertanam bayam lebih efektif dilakukan tanpa tahapan persemaian terlebih dahulu. Hal yang perlu diperhatikan ialah tumbuhan bayam memerlukan cahaya matahari penuh.

Disini akan dibahas cara bertanam bayam (Amaranthus sp.) dengan Teknologi EMP.

A. Syaratan Tumbuh

1.    Tipe tanah                   : Lempung hingga lempung berpasir, gembur, subur, dan mengandung materi organik.
2.    Ph tanah optimum      : 6,0-6,5.
3.    Ketinggian kawasan      : 100-1.000 m dpl.
4.    Persyaratan lain          : Likasi terbuka dan mendapat sinar matahari secara eksklusif dan drainase air lancar..


B. Contoh Varietas

1. Cempaka
Tanaman berbatang tunggal, tanpa cabang  smping. Warna batang hijau muda, demikian juga warna daunya, yangterkesan selalu segar. Daun berbentuk oval lancip diujung. Tekstur batang relatif sukulen tidak berkayu. Varietas ini termasuk bayam cabut. Panen sanggup dilakukan pada umur 20-30 HST. Potensi produksi 10-12 ton per hektare.

2. Mira
Pertumbuhan tumbuhan cepat dan seragam. Tanaman berbatang tunggal, tanpa cabang samping. Warna batang merah. Daun berbentuk lingkaran serta berwarna merah tu merata, segar, dan menarik. Tekstur batang relatif sukulen tidak berkayu. Varietasini termasuk bayam cabut. Panen pada umur 25-30 HST. Potensi produksi 12-15 ton per hektare.

3. Rona
Pertumbuhan tumbuhan seragam. Tanaman berbatang lurus dengan sedikit cabang samping. Warna batang hijau. Daun berbentuk lingkaran lancip di ujung. Daun berwarna hijau dan bergaris merah renta dipusat daun yang mengikuti tulang-tulang daunya, sehingga terkesan artistik dan menarik. Tekstur batang sukulen dengan sedikit serat. Varietas ini termasuk bayam cabut. Panen sanggup dilakukan pada umur 25-30 HST. Potensi produksi 12-15 ton per hektare.

C. Penyiapan lahan

Lakuka land clearing untuk memebersihkan rumput, gulma, dan sisa tumbuhan dari periode penanaman sebelumnya.
Jika pH tanah kurang dari 5,0 lakukan pengapuran lahan minimum 1 ton kapur pertanian per hektare. Aplikasikan dengan cara menabur kapur secara merata ke seluruh arel penanaman.
Bajak atau cangkul lahan untuk membalik dan memecah agregat (bongkahan) tanah.
Buat bedengan dengan ukuran sebagai berikut.
 –  Lebar bedengan : 110 cm
 –  Lebar selokan : 40 cm
 –  Tinggi bedengan : 20-25 cm
Aplikasikan teknologi EMP I. Dengan 1,5 liter Agrobost dengan 300 liter air per hektare. Semprotkan secara merata ke seluruh permukaan bedengan. Usahakan pada dikala aplikasi, kondisi tanah bedengan dalam keadaan lembab.
Lakukan pemupukan dasar minimum tiga hari sesudah apliksi teknologi EMP I. Berikut ini standar takaran pupuk perhektare.
Tabur pupuk sangkar secara merata ke seluruh permukaan bedengan, kemudian aduk-aduk ke dalam tanah sambil menggamburkan permukaan bedengan.
Campur ketiga macam pupuk (Urea, SP-36, dan KCL) secara merata, kemudaian tabur secara merata ke seluruh permukaan bedengan. Lakukan sekali lagi pengadukan pupuk ke dalam tanah sambil menggemburkan agregat (bongkahan) tanah.
Ratakan permukaan bedengan memakai cangkul atau bilah bambu.
D. Penanaman

Kebutuhan benih per hektare sekitar 3000-3500 gram.
Lakukan penyiraman atau pengairan lahan menjelang penanaman hingga kondisibedengan lembab.
Buat alur-alur penanaman melintang di permukaan bedengan memakai sebilah bambu atau sepotong kayu yang lancipdi pecahan ujungnya. Kedalaman alur 1,5-2,0 cm. Jarak antar alur 15-20 cm.Tanam benih di alur-alur yang sudah dibuat. Caranya, tebar benih di lubang alur dengan kerapatan rata-rata 3-4 benih per 1 cm panjang alur.
Tutup alur penanaman dengan tanah tipis (ketebalan penimbunan 0,5-1,0 cm). Jika tersedia dengan gampang dan murah, sekam padi ideal dipakai untuk menutup benih. Caranya, campur tanah dan sekam padi dengan perbandingan 2 : 1 .
Sebelum benih tumbuh, untuk sementara, lakukan penyiraman bedengan dengan sistem “leb” (pengairan lewat selokan). Jika “leb” tidak memungkinkan, lakukan penyiraman dengan memakai gembor yang halus percikan airnya semoga benih tidak berantakan.
E. Pemupukan Susulan

Pada umur 10 hari sesudah tanam (HST), aplikasikan teknologi EMP II dengan takaran 1,5 liter Agrobost dengan 300 liter air untuk lahan 1 hektare. Semprotkan larutan EMP ke permukaan tanah di antara alur penanaman.
Pada umur 15 HST, lakukan pemupukan kimia susulan dengan takaran Urea 200 kg dan KCL 75 kg per hektare. Campurkan kedua pupuk kimia tersebut, kemudian segera berikan ke tanaman. Caranya, buat alur di antara baris tanaman, kemudian taburkan pupuk di alur tersebut. Tutup kembali alur dengan tanah.
Perhatian, aplikasi teknologi EMP dihentikan bersamaan atau dicampur dengan pupuk kimia/ pestisida. Beri jeda waktu minimum tigahari. Pada dikala aplikasi, baik EMP maupun pupuk kimia, sebaiknya tanah dalam kondisi lembab.
F. Pemeliharaan Tananaman

Penjarangan Tanaman
Apabila tumbuhan tumbuh terlalu rapat, tumbuhan akan cenderung tumbuh etiolasi atautumbuh tinggi, tetapi dengan dimeter batang dan lebar daun yang terlalu kecil.
Penjarangan tumbuhan dilakukan bila pertumbuhanya terlalu rapat. Usahakan kerapatan tumbuhan sekitar1-2 tumbuhan per 1 cm panjang alur penanaman.
Jika harus dilakukan penjarangan tanaman, lakukan sebelum pemupukan kimia susulan (umur 10-15 HST). Caranya, cabut tumbuhan yang paling kecil diantara rumpun tumbuhan di alur-alur yang tampak terlalu rapat.
Penjarangan tumbuhan bertujuan untuk menjaga vigor (sosok) tumbuhan semoga kekar dengan daun-daun yang lebar, sehingga lebih menarik dan daya tahan kesegaranya relatif lebih lama.
Pendangiran
Pendangiran dilakukan untuk mrmperbaiki porositas tanah dan kegemburan tanah semoga tumbuhan sanggup tumbuh sempurna.
Biasanya pendangiran dilakukan dengan memakai kored (semacam cangkul kecil dengan lebar 8-10 cm).
Pendangiran tanah dilakukan di antara alur pananaman ketika tumbuhan berumur 10-15 HST, sesudah penjarangan tanaman.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan semoga tidak terjadi perebutan unsur hara di dalam tanah antara gulma dengan tumbuhan bayam serta untuk menekan perkembangan hama dan penyakit tanaman.
Lakukan penyiangan pada umur 10-15 HST bersamaan dengan pendangiran.
Pengairan
Umur panen tumbuhan bayam sangat singkat (20-30 HST). Karena itu, optimalkan pengairan selam waktu pertumbuhan tanaman.
Pada awal penanaman (sebelum benih tumbuh), lakukan pengairan dengan sistem “leb”. Jka dengan sistem “leb” mustahil dilakukan, siram bedengan dengan gembor yang pancaran airnya halus semoga benih yang tertanam tidak berantakan.
Setelah benih tumbuh dan tumbuhan sudagh kuat, lakukan penyiraman atau pengairan ibarat biasa secara rutin semoga kelembapan tanah stabil. Aplikasi teknologI EMP dan pemupukan akan pertanda respon yang optimal bila kelembapan tanah stabil selama pertumbuhan tanaman.
G. Hama dan Penyakit Utama pada Bayam

1. Ulat Perusak Daun (plutella xylostella)
Hama ini berupa ulat kecil berwarna hijau muda dengan panjang badan 7-10 mm. Ulat perusak daun suka menggerombol dikala menyerang tanaman. Lebih menyukai pucuk tanaman, sehingga mengakibatkan daun muda danpucuk tumbuhan berlubang-lubang. Akibatnya, performa daun sayuran menjadi tidak menarik lagi.

Pencegahan - Lakukan sanitasi (penyiangan) lahan dengan baik.
Pemberantasan -Jika sudah tampak serangan hama ini, segera semprot dengan insektisida yang tepat. Insektisida yang sanggup dipakai di antaranya March 50 EC, Proclaim 5 SG, Decis 2,5 EC, dan Buldok 25 EC. Gunakan sesuai takaran petunjuk di label kemasanya.
2. Leaf Miner (Liriomyza sp.)
Hama ini menggerak daun. Serangga bakir balig cukup akal meletakan telur di daun, sesudah telur menetas, larva yang berukuran sangat kecil masuk ke dalam daun. Larva ini hanya memakan daging daun dan menyisakan kulit daunya. Akibatnya, di permukaan daun tampak bercak kuning kecokelatan melingkar ke segala arah yang bekerjsama merupakan jalur larva memakan daging daun.

Pencegahan - Hindari menanam di lokasi yang terindikasi banyak serangan hama ini, Lakukan sanitasi lahan dengan baik.
Pemberantasan - Jika sudah tampak tanda-tanda serangan, segera semprot dengan insektisida sistemik, alasannya ialah hama target berada di dalam daging daun. Insektisida yang sanggup dipakai di antaranya Trigard 75 WP dan Proclim 5 SG. Gunakan sesuai takaran yang tertera pada label kemasan.
3. Dumping Off (pythium sp.)
Gejala serangan ditandai dengan bercak berair cokelat kehitaman di pangkal batang yang mengakibatkan tumbuhan rebah dan layu. Serangan akan lebih parah bila kelembapan tanah dan suhu udara terlalu tinggi.

Pencegahan - Lakukan sanitasi lahan (penyiangan) dengan bear, Jarak alur penanaman pada animo hujan diperlebar semoga sirkulasi udara lebih lancar.
Pemberantasan - Jika sudah tampak gejala, segera semprot tumbuhan memakai fungisida yang tepat. Fungisida yang sanggup dipakai di antaranya Benlate dan Orthocide. Gunakan sesuai takaran di label kemasanya.
4. Busuk Daun (Botrytis sp.)
Gejala serangan berupa sepertinya bercak berair cokelat kehitaman di daun. Bentuk bercak tidak beraturan. Pada awalnya kecil, kemudian melebar, dan amis basah. Serangan akan diperparah bila suhu dan kelembapan udara terlalu tinggi.

Pencegahan - Lakukan ibarat pada penyakit dumping off.
Pemberantasan – Jika sudah tampak gejala, segera semprot dengan fungisida yang tepat. Fungisida yang sanggup dipakai antara lain Bion M 1/48 WP, Topsin M 70 WP, dan Kocide 60 WDG. Gunakan sesuai takaran yang di anjurkan di kemasan.
5. Panen dan Pascapanen

Panen bayam pada umur 20-30 HST.
Airi lahan menjelang panen untuk mempermudah pencabutan tanaman.
Cabut tumbuhan beserta akarnya dikala pemanenan. Tujuanya untuk mempertahankan tingkat kesejukan dalam waktu yang relatif lama.
Kumpulkan hasil panen di kawasan pecucian.
Cuci bayam terutama di pecahan perakaranya untuk membersihkan sisa-sisa tanah.
Susun bayam di yang telah dicuci rak-rak terbuka untuk di angin-anginkan semoga air bekas pembersihan sanggup tiris.
Ikat hasil panen yang sudah higienis memakai label isolasi dengan berat sesuai dengan seruan pasar. Umumnya, berat per ikat 200 gram atau 250 gram.
Beberapa penyuplai sayur yang kreatif menciptakan kemasan lebih menarik. Mereka membungkus atau mengikat bayam memakai kemasan plastik terbuka yang berlogo atau bergambar.
Budidaya 4960483993930313830

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Arsip Blog

close
Banner iklan   disini