Inilah Laporan Praktikum Pelilinan Pada Buah
https://petaniokesip.blogspot.com/2019/02/inilah-laporan-praktikum-pelilinan-pada.html
Latar Belakang Pelilinan pada Buah
Buah-buahan apabila setelah dipanen tidak ditangani dengan baik, akan mengalami perubahan akhir imbas fisiologis, fisik, kimiawi, parasitik atau mikrobiologis, dimana ada yang menguntungkan dan sangat merugikan jikalau tidak sanggup dikendalikan yaitu timbulnya kerusakan atau kebusukan. hal ini akan menjadikan tidak sanggup dimanfaatkan lagi, sehingga merupakan suatu kehilangan. Buah yang ada di Indonesia mempunyai banyak sekali karakteristik, akan tetapi intinya semua produk hortikultura termasuk didalamnya yakni buah mempunyai abjad yang gampang rusak (perishable). Karakter buah ini yang menyulitkan dalam pemasaran, dikarenakan dengan gampang rusaknya komoditas maka mutu akan gampang menurun hingga menjadikan penurunan harga dan mengalami kerugian.
Pengelolaan pasca panen perlu dilakukan untuk menjaga produk semoga mutunya tetap baik hingga ditangan konsumen. Ada banyak sekali cara dalam pengelolaan paska panen, menyerupai pengemasan, penyimpanan pada suhu rendah, pengalengan dan pelilinan. Pelilinan merupakan perjuangan untuk menjaga semoga komoditi lebih usang umur simpanya dengan mengoleskan atau melapisi permukaan buah dengan lilin. Hal itu dilakukan dengan maksud untuk menjaga kualitas dan mutu serta umur simpan buah sama dengan tujuan pengelolaan lainnya. Hingga akan sangat membantu dalam proses penjualan hasil pertanian hotikutura terutama buah.
(Pustaka Terlengkap - https://petaniokesip.blogspot.com/)
Tinjauan Pustaka Pelilinan pada Buah
Penyimpanan dengan cara pelapisan lilin betujuan untuk menutupi pori-pori kulit buah sehingga sanggup menghambat/ menekan laju proses respirasi dan transpirasi yang terjadi pada buah. Buah pisang yang hendak disimpan diberi lapisan lilin dengan cara dicelupkan kedalam larutan lilin. Tebal tipisnya lapisan lilin kuat terhadap daya simpan buah pisang.pelapisan yang terlalu tebal akan menimbulkan buah menjadi cepat rusak sebab seluruh pori-pori kulit buah tertutup sehingga menjadi respirasi anaerob yang menimbulkan kerusakan (Cahyono 2009).
Pelilinan selain untuk memperbaiki penampilan kulit buah, pelilinan bertujuan untuk memperpanjang daya simpan, mencegah susut bobot buah, menutup luka atau gesekan kecil, mencegah timbulnya jamur, mencegah kedaluwarsa dan mempertahankan warna. Lilin (wax) yang dipakai untuk pelapisan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: tidak mempengaruhi bacin dan rasa buah, cepat kering, tidak lengket, tidak gampang pecah, mengkilap dan licin, tipis, tidak mengandung racun, harga murah dan gampang diperoleh. Biasanya, buah tersebut dilapisi dengan sejenis lilin ini akan menghambat penguapan ketika proses pembusukan buah. Lapisan lilin biasanya ditemui pada buah impor menyerupai jeruk, apel, pear, mangga (Anis 2009).
Perawatan lilin menawarkan lilin yang melambat pelunakan buah proses serta degradasi pektin. Pengobatan lilin secara signifikan sanggup menurunkan intern pencoklatan dan tanda-tanda sifat tepung daging nanas buah-buahan. Perawatan dengan lilin juga menghasilkan perubahan dalam penurunan berat badan. Penurunan berat tubuh Buah terutama terkait dengan respirasi dan penguapan kelembaban melalui kulit. Lilin bertindak sebagai hambatan, sehingga membatasi perpindahan air dan melindungi kulit buah dari luka pada kulit (Hu et.al 2011).
Produk buah-buhan dan sayur-sayuran sehabis dipanen mengalami proses hidup mencakup perubahan fisiologis, enzimatis, dan kimiawi. Perubahan fisiologis yang sanggup mempengaruhi sifat dan kualitas produk setelah dipanen yakni fotosintesa, respirasi, tranpirasi dan proses menuanya produk setelah dipanen. Proses-proses tersebut menimbulkan perubahan-perubahan kandungan banyak sekali macam zat dalam produk, ditandai dengan perubahan warna, tekstur, rasa dan bacin (Helmiyesi et.al 2008).
Mutu produk pangan akan mengalami perubahan (penurunan) selama proses penyimpanan. Umur simpan produk pangan sanggup diperpanjang apabila diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi masa simpan produk. Upaya memperpanjang masa simpan sanggup dilakukan dengan beberapa cara, yaitu meningkatkan nilai mutu dan memperlambat laju penurunan mutu. Pengolahan produk pangan, selain sanggup memperpanjang umur simpan juga mempengaruhi komponen yang terkandung dalam produk pangan tersebut. Beberapa proses penanganan produk pangan yang sanggup menimbulkan terjadinya perubahan mutu yakni perlakuan panas tinggi, pembekuan, pengemasan, pencampuran, serta pemompaan (Herawati 2008).
Waxing atau pelilinan biasanya dilakukan untuk memperpanjang daya simpan buah-buahan. Dalam pelilinan harus diupayakan semoga pori-pori kulit buah tidak tertutup rapat, sehingga terjadinya metabolisme anaerobik dalam buah sanggup dicegah. Jenis lilin yang dipakai yakni emuki lilin-air, yang dalam penggunaan biasanya dicampur dengan fungisida untuk mencegah pembusukan pada buah. Selain sanggup memperpanjang masa simpan buah, penggunaan lilin juga akan menambah kilap permukaan buah, sehingga penampakan buah akan lebih baik. Aplikasi pelilinan pada buah-buahan sanggup dengan cara pencelupan, penyemprotan dan pembusaan (Direktur budidaya dan pascapanen buah 2010).
Tujuan utama pelilinan yakni untuk memperbaiki penampilan buah jeruk semoga lebih menarik, sekaligus sanggup memperpanjang daya simpan. Buah hasil pelilinan akan lebih berkilap, kelayuan dan keriputpada kulit juga dihambat. Pelilinan juga sanggup berfungsi untuk mengurangi susut bobot, menutupi luka atau gesekan kecil pada permukaan buah, mencegah timbulnya jamur, kedaluwarsa dan perubahan warna buah, sebab dalam aplikasinya pelilinan sering dibarengi dengan pinjaman fungisida, bakterisida atau zat pengatur tumbuh (Pangestuti dan Sugiyatno 2004).
(Pustaka Terlengkap - https://petaniokesip.blogspot.com/)
Pelilinan sanggup mencegah kehilangan air 30 – 50 % dari kondisi umum. Tebal lapisan lilin harus seoptimal mungkin. Jika lapisan terlalu tipis maka perjuangan dalam menghambatkan respirasi dan transpirasi kurang efektif. Dengan konsentrasi lilin yang semakin tinggi menutupi permukaan buah maka kehilangan air akhir transpirasi sanggup dicegah sehingga persentase susut bobot kecil. Semakin tinggi konsentrasi lilin menjadikan semakin kecilnya rongga udara sehingga proses respirasi dan oksidasi semakin lambat dan proses degradasi klorofil terhambat, dengan demikian perubahan warna buah semakin lambat (Andi 2013).
(Pustaka Terlengkap - https://petaniokesip.blogspot.com/)
Daftar Pustaka
Anis, 2009. Pelilinan Wax pada Buah-buahan. http://iwanmalik.wordpress.com. Diakses pada 3 November 2013.
Andi, 2013. Proses Pelilinan pada Komoditas Hortikultura. http://emmynovia.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 November 2013.
Cahyono, Bambang, 2009. Pisang. Yogyakarta : Kanisius
Direktur Budidaya dan Pascapanen Buah, 2010. Pedoman Penanganan Pasca Panen Buah Terna dan Merambat. Bogor : Direktorat Jendral Hortikultura.
Helmiyesi, Rini Budi Hastuti, dan Erma Prihastanti, 2008. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Gula dan Vitamin C pada Buah Jeruk Siam ( Citrus nobilis var. microcarpa ). Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XVI.
Herawati Heny, 2008. Penentuan Umur Simpan pada Produk Pangan. Jurnal Litbang Pertanian, 27(4), 2008
Hu1 Huigang, Xueping Li1, Chen Dong dan Weixin Chen, 2011. Effects of wax treatment on quality and postharvest physiology of pineapple fruit in cold storage. African Journal of Biotechnology Vol. 10(39).
Pangestuti R dan A Sugiyatno, 2004. Pelilinan pada Buah Jeruk (Waxing). Batu : Citrusindo volume 1.