Inilah Budidaya Jagung Manis
https://petaniokesip.blogspot.com/2019/02/inilah-budidaya-jagung-manis.html
Jagung bagus yakni termasuk sayuran yang potensial, masyarakat banyak mengkonsumsinya untuk jagung bakar, sayuran aksesori yang yummy dan panganan alternatif yang enak dan bergizi menyerupai bakwan jagung, pudding jagung, dan camilan bagus jagung. Bahkan ada yang sudah mengolah untuk susu dan permen. Permintaan akan jagung bagus dari tahun ketahun meningkat drastis terutama untuk kota-kota besar. Ini yakni peluang yang bisa diraih petani dalam usahataninya untuk menambah pendapatan keluarganya
Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa tempat asal jagung yakni Amerika Tengah (Meksiko potongan selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di tempat ini 10.000 tahun yang lalu, kemudian teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai tempat pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu[1]. Kajian filogenetik mengatakan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan eksklusif dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis).
Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk orisinil setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte bahwasanya dipakai untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies flora yang tidak sanggup hidup secara liar di alam. Hingga sekarang dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar.
Deskripsi
Jagung merupakan tumbuhan semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 60-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tumbuhan jagung sangat bervariasi. Meskipun tumbuhan jagung umumnya berketinggian antara 1m hingga 3m, ada varietas yang sanggup mencapai tinggi 6m. Tinggi tumbuhan biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan
Akar jagung tergolong akar serabut yang sanggup mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tumbuhan yang sudah cukup cukup umur muncul akar adventif dari buku-buku batang potongan bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan gampang terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak menyerupai padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tumbuhan berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung yakni daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tumbuhan menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Bunga Jagung mempunyai bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tumbuhan (monoecious). Tiap kuntum bunga mempunyai struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di potongan puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tumbuhan hanya sanggup menghasilkan satu tongkol produktif meskipun mempunyai sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul sanggup menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung bahwasanya yakni tangkai putik.
Kandungan gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat sanggup mencapai 80% dari seluruh materi kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa adonan amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak besar lengan berkuasa pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai materi pangan. Jagung bagus tidak bisa memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih bagus ketika masih muda.
Teknis Budidaya
1. Syarat Benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 10-20 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam larutan anti semut dan hama
2. Pengolahan Lahan
Berbagai hasil penelitian mengatakan bahwa produksi tertinggi diperoleh lewat pengolahan tanah yang baik dan benar, yaitu dengan cara dibajak dan digaru. Dengan pengolahan tanah akan diperoleh media yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, mengurangi keberadaan gulma serta memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah. Untuk tiap 4 meter perlu dibuatkan got yang berfungsi sebagai jalur irigasi dan drainase. Kegiatan ini dilakukan minimal 15 hari sebelum tanam.
Akan tetapi penanaman tanpa olah tanah (TOT) bisa juga dilakukan untuk mengejar waktu tanam. Dengan catatan pencucian lahan harus tetap dijaga untuk mengurangi serangan hama atau penyakit sisa dari tumbuhan terdahulu.
3. Teknik Penanaman
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung 25×75 cm.
4. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tumbuhan secara eksklusif dihentikan dilakukan, lantaran akan melukai akar tumbuhan lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari setelah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
5. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 ahad sekali. Penyiangan pada tumbuhan jagung yang masih muda sanggup dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan hingga mengganggu perakaran tumbuhan yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tumbuhan berumur 14 hari.
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang biar tumbuhan tidak gampang rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah lantaran adanya aerasi. Dilakukan ketika tumbuhan berumur 4 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tumbuhan diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.
Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali jika tanah telah lembab, tujuannya menjaga biar tumbuhan tidak layu. Namun menjelang tumbuhan berbunga, air yang dibutuhkan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tumbuhan jagung.
6. Pemupukan
Waktu Dosis Pupuk Makro (per ha) ket
Urea (kg) TSP (kg) KCl (kg)
Perendaman benih -
- -
10 HST 120 80 25
20 HST 80 60 -
35 HST 100
- 50 -
Hama dan pengendaliannya :
1. Lalat bibit (Atherigona exigua S.)
Gejala serangan hama ini pada ketika tumbuhan berumur 7 – 14 hst dengan tanda-tanda daun berkembang menjadi kekuning-kuningan, disekitar gigitan atau potongan yang diserang mengalami pembusukan, kesudahannya tumbuhan menjadi layu, pertumbuhan tumbuhan menjadi kerdil atau mati.
Ciri-ciri lalat bibit yakni warna lalat abu-abu dengan warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, panjang lalat 3 – 3,5 mm.
Pengendalian hama ini yakni dengan penanaman serentak dan menerapkan pergiliran tumbuhan untuk memutus siklus hidup, terutama setelah selesai panen jagung. Mencabut dan memusnahkan tumbuhan yang terserang, menjaga kebersihan lahan dari gulma, serta mengendalikan dengan semprot pestisida memakai Dursban 20 EC, Marshal 25 ST dengan takaran sesuai anjuran.
2. Ulat pemotong dan penggerek buah
Contoh ulat pemotong yakni Agrotis sp., Spodoptera litura.
Contoh ulat penggerek yakni Ostrinia furnacalis
Contoh ulat penggerek buah yakni Helicoverpa armigera
Gejala serangan ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batang, adanya tumbuhan muda yang roboh.
Pengendalian hama-hama tersebut yakni dengan tanam secara serempak pada areal yang luas, mencari dan membunuh secara manual, serta melaksanakan semprot dengan insektisida dengan takaran sesuai anjuran.
Penyakit dan pengendaliannya :
1. Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 ahad daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 ahad mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari potongan pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tumbuhan dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal ekspresi dominan penghujan; (2) referensi tanam dan referensi pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tumbuhan terjangkit dan musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dengan penyemprotan fungisida
2. Penyakit bercak daun
Disebabkan oleh jamur Helminthosporium sp, dengan tanda-tanda adanya bercak memanjang berwarna kuning dikelilingi wanra kecoklatan. Semula, bercak tampak lembap kemudian berubah warna menjadi coklat kekuningan, dan kesudahannya menjadi coklat tua.
Pengendalian dengan cara pergiliran tumbuhan serta dengan menyemprot materi kimia menyerupai Daconil dan Difolatan.
3. Penyakit gosong bengkak
Disebabkan jamur Ustilago sp. yang menyerang biji, sehingga menimbulkan pembengkakan yang menjadikan pembungkus menjadi rusak.
Pengendalian dengan jalan mengatur irigasi dan drainase, memotong potongan yang terjangkit dan dibakar, serta memakai benih yang sudah dicampur dengan fungisida contohnya Saromyl.
4. Penyakit bacin tongkol dan bacin biji
Penyebabnya yakni jamur Fusarium atau Giberella zeae. Penyakit ini gres sanggup diketahui setelah klobot dibuka. Biji-biji yang terjangkit berwarna merah jambu atau merah kecoklatan yang akan berubah warna menjadi coklat sawo matang.
Pengendalian yakni dengan memakai benih varietas unggul, pergiliran tanaman, seed treatment, serta melaksanakan penyemprotan dengan materi aktif Mancozep jika ada tanda-tanda serangan.
Panen :
Menentukan ketika panen yang tepat sehingga kadar gula maksimum sangat penting. Soalnya, panen awal atau lambat akan menurunkan kadar gula dalam biji. Waktu panen tidak hanya faktor umur tetapi juga varietas, ketinggian tempat, dan musim. Di dataran rendah (100—300 m) panen lebih cepat, sekitar umur 60 hari. Sedangkan dataran menengah (400—700 m) berkisar umur 70 hari. Bila ekspresi dominan hujan, dipastikan panen mundur hingga 75 hari, sebaliknya sewaktu kemarau lebih cepat, 65 hari.
Suhu juga ikut memilih ketika panen. Ada rumus jitu menghitung ketika panen yang tepat dengan metode akumulasi suhu harian, yaitu:
Saat panen = 570OC : (suhu rata-rata – 18OC).
Bila kita tanam pada Oktober, maka catat suhu rata-rata harian bulan itu. Data bisa diperoleh dari Stasiun Klimatologi terdekat (Stasiun Meteorologi. Misalnya, suhu rata-rata 26OC. Jadi, ketika panen = 570OC : (26OC -18OC) = 71,25 hari. Dipastikan hasil panen buah jagung bagus yang bisa 8 – 10 ton/ha itu berkualitas baik.
Analisis biaya
Sekarang mari kita berhitung pengeluaran dan pendapatan dalam budidaya jagung bagus hasil yang di sanggup per ha = 8ton
1. Pengeluaran
Sewa lahan 1ha/musim : Rp. 2.500.000
Benih 8kg @ Rp.200.000 : Rp. 1.600.000
Bajak tanah (luku + garu)@ Rp. 35.000 : Rp. 875.000
upah buat drainase 6Hk (P) @ Rp. 50.000 : Rp. 300.000
upah tanam 10 Hk(W) @ Rp. 30.000 : Rp. 300.000
pupuk : Rp. 800.000
upah pupuk 6HK (p) : Rp. 300.000
insctisida, fungisida, : Rp. 200.000
racun rumput : Rp. 200.000
Upah semprot 4Hk (p) : Rp. 200.000
Upah menyiang dan bumbun 20hk (w) : Rp. 600.000
Upah panen Rp. 100/kg x 8000kg : Rp. 800.000
TOTAL : Rp. 8.875.000
2. Pendapatan
Harga jual selalu brfluktuasi dari hari kehari terus berubah,
Harga jual terendah Rp.1200
Harga jual tertinggi Rp.2500
Harga jual rendah = Rp.1200 x 8000kg = Rp.9.600.000
Harga jual tinggi = Rp.2500 x 8000kg= Rp.20,000.000
3. Hasil
Makara hasil yang di sanggup dari :
Harga jual rendah = pendapatan – pengeluaran = Rp.9.600.000 – Rp.8.875.000 = Rp. 725.000
Harga jual tinggi = Rp.20.000.000 - Rp.8.875.000 = Rp.11.125.000,