Inilah Alat Reflektor Pertanian
https://petaniokesip.blogspot.com/2019/02/inilah-alat-reflektor-pertanian.html
Energi panas matahari merupakan salah satu energi yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut terutama bagi negara-negara yang terletak di khatulistiwa termasuk Indonesia yang mataharinya bersinar sepanjang tahun. Energi panas matahari merupakan energi yang tersedia hampir diseluruh bab permukan bumi dan tidak habis. Energi matahari yang tersedia senilai 81.000 TW, sedangkan yang dimanfaatkan masih sangat sedikit (Purwoko 2009).Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari di radiasikan ke segala arah dan hanya sebagian kecil aku yang diterima oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan anutan energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam mikron (Tjasjono 1995).
Pada acara budidaya pertanian, Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius. Hal tersebut dikarenakan hampir semua objek agronomi berupa tumbuhan hijau yang mempunyai acara fotosintesa. Penerapan energi pemanis dalam bentuk kerja insan dan hewan, materi bakar, mesin, alat-alat pertanian, pupuk, dan, obat-obatan tidak lain ialah sebagai perjuangan untuk meningkatkan proses konversi energi matahari ke dalam bentuk produk tanaman. Tidak semua energi cahaya matahari sanggup diabsorpsi oleh tanaman. Hanya cahaya tampak saja yang sanggup besar lengan berkuasa pada tumbuhan dalam acara fotosintesisnya. Cahaya itu disebut dengan PAR (Photosynthetic Activity Radiation) dan mempunyai panjang gelombang 400 mili mikron hingga 750 mili mikron. Tanaman juga memperlihatkan respon yang berbeda terhadap tingkatan imbas cahaya yang dibagi menjadi tiga yaitu, intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran (Jumin 2008).
Distribusi radiasi elektromagnetik yang diemisikan matahari hampir sama dengan radiasi benda hitam untuk suhu ± 6000 K. Dari persamaan antara spektra matahari dan spektra benda hitam, diperoleh suhu asumsi dari lapisan permukaan matahari tampak. Akan tetapi alasannya ialah matahari tidak meradiasikan secara tepat menyerupai halnya benda hitam maka akan diperoleh hasil yang sedikit berbeda. Radiasi elektromagnetik cukup terpenting dalam proses pertukaran energi didalam atmosfer. Radiasi ini menjalar dalam bentuk gelombang dengan kecepatan 3 x 1010 cm/detik (Bayong Tjasyono HK 2004).
Dalam rangka memaksimalkan penerimaan dan pemanfaatan cahaya matahari tersebut diatas, maka dibuatlah alat yang dinamakan reflektor. Reflektor ialah sebuah alat yang dipakai untuk memantulkan cahaya atau sinar matahari guna menambah intensitas sinar yang akan diserap atau dipakai oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Reflektor atau alat pemantul biasanya berwarna cerah dengan permukaan yang halus (Silver atau Putih). Tinggi reflektor diadaptasi dengan tinggi tumbuhan atau tinggi tajuk daun sehingga sinar yang dipantulkan pas mengenai daun.
sama dengan alat-alat lainnya, Reflektor mempunyai keunggulan dan kekurangan. Keunggulan dari reflektor ialah saat unsur hara, air dan zat-zat yang diharapkan tumbuhan cukup di dalam tanah dan sanggup diserap oleh akar maka tumbuhan yang memakai reflektor akan lebih cepat pertumbuhannya alasannya ialah proses fotosintesis berjalan sangat optimal dan materi yang dipakai fotosintesis pun cukup. Jika proses fotosintesis cukup maka hasil atau energi yang didapatkan tumbuhan untuk tumbuh akan lebih banyak sehingga proses pertumbuhannya cepat. Kekurangan atau kelemahan penggunaan reflektor ini ialah jika materi yang diharapkan untuk fotosintesis terbatas, maka keberadaan dari reflektor justru akan menjadikan kekeringan pada tumbuhan alasannya ialah tumbuhan berfotosintesis banyak tapi bahannya sedikit sehingga memicu respirasi yang berlebihan.
Tidak selamanya intensitas cahaya pada tumbuhan yang diberi reflektor tinggi alasannya ialah sinar matahari juga dipengaruhi oleh kondisi awan dan naungan disekitar tumbuhan yang akan menghalangi sinar matahari jatuh ke permukaan reflektor. Pada tumbuhan tahunan perbedaan yang terlihat mungkin tidak cukup signifikan alasannya ialah tumbuhan tahunan melaksanakan proses pertumbuhan secara perlahan lahan, berbeda dengan tumbuhan semusim tentu perbedaannya akan terlihat sangat nyata. Proses fotosintesis pada tumbuhan juga tidak sepenuhnya hanya bergantung pada intensitas cahaya tetapi juga pada lebar daun, permukaan daun dan keadaan angin serta faktor lain yang mempengaruhi
Percobaan Penggunaan Reflektor Sederhana Pada Tanaman Sirsak
Referensi:
HK, Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi. Bandung: Penerbit ITB.
Jumin, H.B 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Purwoko. 2009. Pengukuran Kemampuan Penyerapan Panas Matahari dengan Reflektor Model Kanal. Politeknik Jurnal Teknologi. 8 (1): 35-41
Tjasjono. 1995. Klimatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB.