Loading...

Inilah Budidaya Dengan Screen House

"Ditengah semakin sempitnya lahan untuk pertanian, budidaya dengan penerapan teknologi screen house sanggup menjadi pilihan, walaupun ada biaya yang harus dikeluarkan, sebanding dengan hasil yang akan di dapat".

Mungkin ada yang bertanya, “Emang apa bedanya Screen House dengan Green House?”. Menurut pengalaman saya dilapangan antara keduanya tidaklah terlalu berbeda, persamaan tersebut menyerupai dalam hal bentuk konstruksi, baik menggunakan model piggy back (joglo), tunnel house atau shadinghouse tinggal kita menyesuaikan dengan kawasan dimana screen house akan dibangun. Begitu juga materi pembentuk konstruksinya pun sama, sanggup menggunakan materi dari bambu, kayu, beton atau dari besi.
Screen house saya menyebutnya alasannya yakni seluruh bangunan house menggunakan screen sebagai media penutupnya. Sedangkan green house biasa menggunakan UV, Polykarbonat, plastik atau beling sebagai epilog seluruh house atau sebagiannya. Kemudian, budidaya disini tanpa menggunakan drift irigation system yang biasa dipakai pada green house. Mengenai perbedaan antara keduanya secara lebih jauh akan dibahas dalam artikel lainnya.
Dengan menerapkan contoh screen house sederhana (seperti dalam gambar 1), sanggup memberkan beberapa keuntungan, antara lain;

(Pustaka Terlengkap - https://petaniokesip.blogspot.com/)

Pemeliharaan intensif
1. Pengaturan aktivitas produksi.

Pertanian di Indonesia menyerupai kita ketahui, sangat tergantung pada keadaan cuaca dan juga terkadang susah diprediksi yang jadinya petani sulit memilih jenis tumbuhan yang akan diproduksi, Dengan kondisi menyerupai ini, banyak petani terjebak alasannya yakni salah memilih komoditas yang di tanam. Karena  jika isu terkini hujan terlalu panjang akan mengakibatkan banyaknya penyakit menyerupai fusarium dan pembusukan akar. Atau, jikalau isu terkini terlalu kering akan mengakibatkan tumbuhan kekurangan air, tingkat serangan hama tinggi yang jadinya dengan kondisi tersebut menimbulkan kerugian bagi petani menyerupai gagal panen atau biaya produksi yang tinggi. Untuk meminimalisir kerugian tersebut, tentu harus dicari suatu solusi alternatif bagi petani.
Budidaya dengan penerapan teknologi pertanian menyerupai screen house sanggup menjadi salah satu pilihan solusi, hal ini karena, pengaturan aktivitas produksi sanggup dilakukan, menyerupai dengan menerapkan contoh seri tanam yang terkontrol atau dengan mikroklimat yang diatur, sehingga inflasi produksi sanggup ditekan, yaitu pada ketika tertentu suatu komoditas sulit ditemui menimbulkan harganya demikian tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk mengakibatkan harga anjlok, sehingga kerugian segera tiba. Dengan demikian, produksi budidaya secara berdikari dan berkesinambungan sanggup dicapai dan ketergantungan pada lingkungan luar sanggup diminimalisir.

(Pustaka Terlengkap - https://petaniokesip.blogspot.com/)

Pertumbuhan tumbuhan didalam Screen House
2. Meningkatkan hasil produksi

Selanjutnya, budidaya di dalam screen house juga sanggup meningkatkan hasil produksi lebih tinggi dibanding dengan areal yang terbuka. Karena screen house, diantaranya sanggup meningkatkan tingkat impian hidup dari bunga menjadi buah. Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata mengakibatkan pengawasan sanggup lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tumbuhan baik alasannya yakni hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, sanggup dengan segera diketahui untuk diatasi.
Seperti potensi munculnya bunga pada tumbuhan cabe sanggup mencapai 1000 bunga dalam satu siklus tanam. Didalam screen house tingkat kerontokan bunga sanggup diminimalisir dengan impian hidup bunga menjadi buah 300-400 buah, sedangkan di areal terbuka tingkat hidup bunga yang menjadi buah hanya sekitar 80-120 buah dalam satu siklus tanam. (Seperti dalam gambar 3).

(Pustaka Terlengkap - https://petaniokesip.blogspot.com/)

Pertumbuhan diluar Screen House
3. Konversi lahan

Sebagaimana disebut diatas pada areal luasan yang sama, tingkat produksi budidaya di dalam screen house lebih tinggi dibandingkan di luar screen house. Artinya, terjadi konversi lahan setidaknya 1.5 - 3 kali dibanding budidaya diluar screen house. Hal ini tentu sanggup menjadi alternatif di tengah semakin sempit dan mahalnya lahan untuk pertanian juga mengurangi tingginya biaya produksi dari pestisida, terlebih bagi pertanian komoditas hortikultira.

4. Mengurangi biaya pestisida

Sama menyerupai green house, screen house sanggup memperlihatkan pertolongan tumbuhan terhadap hama dan penyakit. Screen dengan kerapatan mikron yang baik tidak sanggup dilewati oleh hama menyerupai kutu daun, tryps dan lainnya. Sehingga biaya pestisida sanggup diminimalisir.

5. Meningkatkan kualitas produksi

Efek radiasi matahari menyerupai sinar UV, angin,  kelebihan temperatur, air hujan, debu, polutan dan residu pestisida tentunya akan menghipnotis penampilan visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi. Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi sanggup memperlihatkan hasil produksi tumbuhan yang berkwalitas baik ukuran maupun bentuk visual produk.

6. Sarana agrowisata dan penelitian

Budidaya dengan screen house sanggup menjadi sarana agrowisata dimana pengunjung sanggup melihat banyak sekali jenis tumbuhan yang kita tanam, alasannya yakni dengan screen house performence budidaya kita akan lebih terlihat profesional dan, screen house sanggup menjadi sarana penelitian bagi petani dan civitas pertanian lainnya untuk dunia pertanian yang selalu dinamis perkembangannya.

(Pustaka Terlengkap - https://petaniokesip.blogspot.com/)
Referensi 3416167180058865335

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Arsip Blog

close
Banner iklan   disini