Inilah Cara Menanam Budidaya Tomat
https://petaniokesip.blogspot.com/2019/02/inilah-cara-menanam-budidaya-tomat_7.html
Budidaya Tomat Konvensional Plus - Rata-rata produksi tomat nasional gres mencapai 12,64 ton per hektar, yakni 19,96 ton per hektar di jawa dan 8,37 ton per hektar di luar jawa.
Padahal, rata-rata produksi tomat di negara maju, menyerupai smerika serikat dan eropa, telah mencapai 100 ton per hektar. Kesenjangan produksi yang begitu besar, bisa di atasi dengan penggunaan varietas-varietas unggul gres atau bibit unggul yang bisa berproduksi tinggi dan tahan terhadap penyakit.
Selain itu, dibutuhkan teknik kecerdikan daya yang baik. Budidaya Tomat memang bisa dilakukan secara konvensional atau tanpa perlakuan khusus.
Namun demikian, teknik kecerdikan daya dinilai kurang bisa dalm mendukung produksi yang optimal dari varietas unggul yang ditanam.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan ialah dengan menerapkan teknik kecerdikan daya konvensional plus, yakni menambahkan pemasangan mulsa plastik.
Teknik Budidaya Konvensional Plus yang baik bisa dilakukan dengan mengacu pada standar mekanisme operasional (SPO) yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, didalam berisi wacana pelaksanaan acara produksi tomat. SPO tersebut memuat alur kecerdikan daya tomat, mulai dari penanaman hingga pascapanen.
Prinsipnya, pelaksanaan kecerdikan daya tomat meliputipengolahan lahan, pemasangan mulsa plastik, pembibitan, penanaman, pemasangan ajir,pemangkasan, pengairan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen, dan penanganan pascapanen.
PENGOLAHAN LAHAN
Pengolahan lahan bertujuan memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi gempur dan aerasi maupun drainase tanah menjadi lebih baik. Pengolahan lahan untuk bidi daya tomat mencakup pembersihan lahan (land clearing),pencangkulan atau pembajakan, serta pembuatan bedengan. Pengolahan lahan dilakukan sesudah penentuan dikala tanam dan sebelum dilakukanya penanaman bibit.
Untuk mempermudah pengolahan lahan, sekaligus bisa mendukung pertumbuhan tomat, pilih lokasi lahan yang bisa menyedikan pasokan air selama ekspresi dominan kemarau, serta mempunyai draenase yang baik sehingga ketika ekspresi dominan hujan lahan tidak tergenang air. Genangan air memicu tumbuhnya basil dan jamur, lantaran kondisi lahanya cenderung lembab
a. PEMBERSIHAN LAHAN
pembersihan lahan bertujuan untuk menghilangkan semua bahan, benda, atau tunuhan yangbisa mengganggu penanaman tomat, menyerupai gulms, rumput-rumput liar, tanaman-tanaman besar, batu-batuan, dan batang-batang kayu. Pembersihan lahan bisa dilakukan dengan dua cara, yakni secaramanual memakai tenaga insan dengan alat bantu cangkul dan secara modern memakai mesin (traktor atau bolduzer.
Sisa hasil pembersihan lahan, menyerupai rumput liar dan gulma, bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Caranya, benda-benda tersebut dimasukan kedalam tanah. Namun demikian, hanya benda-benda yang benar-benar sehat, tidak terkena penyakit, serta bukan tumbuhan yang bisamenjadi inang basil atau jamur, yang bisa dijadikan kompos.
b. PENCANGKULAN ATAU PEMBAJAKAN
Lahan yang sudah higienis bisa eksklusif dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30-40 cm. Kegiatan ini bertujuan biar tanah menjadi gempur, sehingga akar tumbuhan praktis menembus tanah guna mengambil zat-zat makanan. Selain itu, memudahkan pertukaran udara dan mengurangi kemungkinan adanya hama dan penyakit. Karena itu, ketika mencangkul tanah bisa dibolak-balik, sehingga serpihan tanah yang akan terkena cahaya matahari dan bisa mematikan hama maupun penyakit. Setelah di cangkul Tu dibajak, tanah idiamkan selama 10 hari, sehingga bibit penyakit didalam tanah akan mati.
c. PEMBUATAN BEDENGAN
Setelah gempur, lahan bisa dibentuk bedengan. Idealnya, bedengan mempunyai lebar 100-120 cm, panjang 10-15 cm, dan tinggi 20-30 cm (ketika ekspresi dominan kemarau) atau 40-50 cm (ketika ekspresi dominan hujan). Sementara itu, jarak antarbedengan yang berfungsi sebagai parit ekitar 50-70 cm, tergantung pada musim. Ketika enanaman berlansung pada ekspresi dominan hujan, jarak antar bedengan bisa dibentuk lebih luas lagi guna menghindari penyebaran bibit penyakit. Pada dasarnya, ukuran-ukuran tersebut bisa disesuakan dengan kondisi lahan.
Pembutan bedengan dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Buat bedengan sementara (setengah jadi) dengan tinggi sekitar 10 cm.
2. Lakukan pemupukan awal dengan memakai pupuk kandang, pupuk NPK, serta kapur dolomit. Ketiganya ditaburkan secara merata di atas bedengan, kemudian diratakan dengan cangkul, sehingga tercampur tepat dengan tanah.
Pemupukan memakai pupuk sangkar dan NPK akan memperbaiki unsur hara dalam tanah. Sementara itu, pemberian kapur dolomit berkhasiat untuk menetralkan PH tanah, meningkatkan kandungan kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam tanah, sekaligus bisa
Pupuk sangkar bisa berupa kotoran ayam pedaging dengan takaran 2 karung tiap bedengan. Pupuk sangkar yang akan dipakai disarankan pupuk yang telah matang. Namun demikian, kalau pupuk belum matang, bisa ditmabahkan anfus yang menganung basil pengurai.
Pupuk NPK yang dipakai sebanyak 1 ton per hektar.
Kapur dolomit yang dipakai sebanyak 2-4 ton per hektar.
3. Setelah itu, bedengan disempurnakan dengan cara menghaluskan dan meratakan bedengan. Ketinggian bedengan ditambah hinga 20-30 cm (ketika ekspresi dominan kemarau).
4. Padatkan tepi bedengan biar tanah tidak praktis longsor.
PEMASANGAN MULSA PLASTIK
Setelah bedengan selesai, tutup dengan mulsa. Mulsa berkhasiat untuk mencegah pembersihan pupuk oleh air, menjaga kelembaban tanah, menghindarkan tumbuhan dari percikan tanah, serta menekan pertumbuhan gulma. Sebelum berkembang mulsa plastik, petani tomat memakai daun tumbuhan bambu, kelapa, salak, enau, maupun jerami sebagai mulsa.
Saat ini, telah berkembang dan banyak dipakai mulsa plastik hitam perak dengan lebar 100-125 cm. Pemasangan mulsa plastik yang tepat dilakukan sebagai berikut ini.
Mulsa dipasang ketika matahari sedang bersinar dengan teriknya, sehingga mulsa sanggup memuai dan akan menutup rapat bedengan.
Mulsa dipasang dengan serpihan perak menghadap ke atas, sehingga sanggup membantu pemantulan cahaya matahari yang bisa berfungsi sebagai sumber cahaya bagi daun-daun tomat di serpihan bawah untuk melaksanakan fotosintesis. Selain itu, cara tersebut juga bisa mengurangi serangan kutu yang menularkan penyakit virus, menyerupai aphis dan thrips yang bahagia bersembunyi dibalik daun tomat.
Pemasangan mulsa sedikitnya dilakukan oleh empat orang. Mula-mula, mulsa dipasang dengan cara dua orang memegang masing-masing ujung mulsa pada masing-masing ujung bedengan. Dua orang lsinys masing-masing memegang sisi-sisi bedengan. Tarik tepi mulsa sehingga mulsa menutup seluruh serpihan bedengan. Gunakan pasak dari bambu untuk mengaitkan sisi-sisi mulsa dengan bedengan sehingga mulsa tidak praktis terlepas. Pemasangan pasak dilakukan di sekeliling bedengan dariujung satu ke ujung lainya.
Setelah tu, mulsa terpasang didiamkan selama 2-3 minggu, biar proses fermentasi ataudekomposis tanah bisa berjalan lancar.
Kemudian, mulsa dilubangi dengan meggunakan alat pelubang mulsa berupa kaleng berdiameter 10 cm. Lubang dibentuk sesuai jarak tanam, yakni 50-60 cm dalam barisan dan 70-80 antarbarisan. Jarak tanam besar lengan berkuasa pada terhadap tingkat kelembaban di sekitar tanaman, tingkat perkembangan patogen, menyerupai hama, jamur, virus, dan bakteri; tingat penggunaan unsur hara tanah; dan intensitas penerimaan cahaya matahari. Jarak tanam yang terlalu rapat menimbulkan peningkatan kelembaban tanah, sehingga bisa memicu tumbuhnya patogen. Selain itu, pertumbuhan tumbuhan jadi terhambat lantaran proses fotosintesis tidak berjalan sempurna.
Setelah mulsa sudah dilubangi, diamkan selama 3-4 hari atau seminggu. Sehingga gas didalam tanah hilang. Selanjutnya, bibit siap dimasukan kedalam lubang yang telah disiapkan. Disarankan, tenggat waktu antara tanah ditutup debgan mulsa dengan pemindahan bibit tidak terlalu cepat, lantaran didalam mulsa sedang terjadi fermentasi atau dekpmposisi gas yang bisa menghambat pertumbuhan atau malah mematikan bibit yang ditanam.
PEMBIBITAN
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapat bibit yang bermutu, sehingga budidaya tomat yang dilakukan bisa memperoleh hasil yang terbaik. Tahapan-tahapan pembibitan sebagai berikut.
a.PENGADAAN BENIH
Pengadaan benih bertujuan untuk menyediakan benih tomat bermutu dari varietas unggul sesuai kebutuhan dan waktu tanam. Selain itu, untuk menjamin diperolehnya benih yang sehat, mempunyai daya pembiasaan yang baik, bebas hama dan penyakit, serta bisa tumbuh baik dan berprodsuksi optimal.
Umumnya, tumbuhan tomat diperbanyak secara generatif memakai biji. Agar menjadi benih yang berkualitas, prsyaratan yang harus dipenuhi biji sebagai berikut ini.
Harus bebas hama dan penyakit.
Harus murni atau higienis dari kotoran, tidak tercampur dengan benda-benda asing, sepeti pasir, biji-biji lain, atau benda lainya.
Memiliki daya tumbuh yang baik dengan daya kecambah di atas 85%.
Fisiknya utuh, tidak cacat, idak keriput, atau luka. Untuk mengetahui biji keriput atau tidak cukup merendanya dalam air, pilih biji yang karam unuk dijadikan benih.
Benih atau biji tomat berkualitas bisa diperoleh melalui dua cara, yakni menciptakan sendiri atau membelinya di toko-toko pertanian. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menciptakan biji sendiri sebagai berikut ini.
Petik buah yang matangdan utuh dari pohon tomat yang memilki pertumbuhan baik da produksinya tinggi.
Diamkan tomat dalam wadah yang higienis selama 2-3 hari, sehingga akan merekah dan berair
Ambil biji-bijinya, kemudian dicuci dengan air hingga bersih. Keringkan hingga kadar airnya tinggal 12%.
Biji-biji tersebut bisa eksklusif disemai atau disimpan terlebih dulu dalam wadah tertutup.
Sementara itu, ketika membeli benih di toko-toko pertanian, hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut.
Belilah benih di toko pertanian yang sudah terpercaya dalam menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan bersertifikat.
Benih ynag bersertifikat bisa diketahui dengan mengamati nomor seri yang terdapat pada belakang kemasan yang pertanda keaslian benih.
Keuntungan memperoleh benih dengan cara ini ialah mutu benih lebih terjamin, lantaran penangananya dengan memakai teknologi modern dan proses aeleksi dilakukan oleh para jago pemuliaan tumbuhan yang kompeten. Bahkan tingkat kemurnian dari benih bisa di atas 80%. Selain itu, kalau terdapat benih yang rusak atau tidak sesuai dengan sertifikat, bisa dikembalikan.
Selain itu, petani juga bisa memakai benih tomathibrida yang dikala ini sudah mulai di edarkan di pasaran. Keunggulan benih bibit unggul sebagai berikut.
Buah yang dihasilkan lebih berkualitas dan mempunyai bobot yang lebih berat.
Memiliki respon yang tinggi terhadap pemupukan.
Memiliki masa pertumbuhan yangsangat cepat.4. Produksi setiap tumbuhan dari setiap luas tanam lebih besar dibandingkan tomat biasa dengan perlakuan yang sama.
Meski demikian, benih bibit unggul ini juga mempunyai kelemahan, yakni biaya perawatanya relatif besar, peka terhadap serangan hama dan penyakit. Bibit dari tumbuhan bibit unggul F1 maupun F2 dan seterusnya tidak bisa ditanam kembali lantaran kualitas dan kuantitasnya dipastikan terus menurun.
b. PERSEMAIAN BENIH
Setelah benih bermutu diperoleh, langkah berikutnya ialah melaksanakan persemaian benih. Sebelum benih di semaikan, sebaiknya benih direndam terlebih dahulu ke dalam air hangat-hangat kuku, sehingga benih bisa menghentikan maa istirahat (dormansi). Selain itu, untuk mematikan mikroorganisme yang bisa menjadikan penyakit, disarankan benih direndam dalam larutan fungisida.
Di sisi lain, hindari menanam benih eksklusif di lahan lantaran alasan sebagau berikut.
Umumnya, benih yang eksklusif ditanam di lahan akan mempunyai pertumbuhan yang tidak merata. Akibatnya, bisa menyulitkan proses seleksi dan penyulaman. Di sisi lain, hasil penyulaman juga tidak seragam lantaran adanya selisih waktu tanam. Buntutnya, upaya pemeliharaan menjadi sulit lantaran umur tumbuhan tidak seragam.
Benih yang disemaikan terlebih dahulu akan mempunyai pertumbuhan yang lebih terjamin, lantaran dalam proses penyemaian, benih mendapat perlakuan yang lebih intensif semenjak awal pertumbuhanya hingga dipindahkan untuk di tanam di lahan.
Dengan di semaikan terlebih dahulu, memudahkan dalam seleksi bibit, sehingga hanya bibit yang tumbuh baik yang di tanam di lahan. Selain itu, benih atau bibit tumbuhan sanggup terlindungi dari efek cuaca dan lingkungan yang kurang sesuai bagi awal pertumbuhanya.
Berdasarkan daerah persemaianya, penyemaian benih tomat dibedakan menjadi tiga jenis.
1.PERSEMAIAN DI LAPANG ATAU TANAH BEDENG
Persemaian benih di lapang atau tanah bedeng dilakukan sebagai berikut.
Siapkan lahan dengan panjang 200 cm, lebar 100 cm, dan tinggi 15-20 cm., tergantung pada kondisi lahan. Gempurkan lahan dengan mencangkul atau membajaknya. Lalu, digaru dengan kedalaman 20-30 cm.
Berikan pupuk sangkar yang sudah di sterilisasi ke lahan secara merata. Untuk lahan berukuran 1 x 2 meter, misalnya, pupuk andang yang diberikan 10-20 kg. Perbandingan antara tanah dan pupuk sangkar yang biasa dipakai ialah 1:3 atau 1:4.
Setelah itu, tanah dibentuk bedengan secara membujur dari utara ke selatan. Panjang bedengan sekitar 3 meter, lebar 1,2 meter, dan tinggi 30 cm.jika lahan sering tergenang air, bedengan bisa dibentuk lebih tinggi. Agar terhindar dari longsor, setiap tepi bedengan diberi pembatas dari bambu atau papan.
Buatlah naungan di atas bedengan guna menghindari cahaya matahari yang terlalu terik dan air hujan. Naungan dibentuk tidak permanen, sehingga praktis dibuka ketika bibit membutuhkan cahaya dalam jumlah banyak. Naungan bisa di buat dari daun pakis, daun kelapa, atau plastik. Naungan dipasang miring dengan ketinggian sebelah timur sekitar 100 cm dan sebelah barat sekitar 75 cm. Dengan posisi miring cahaya matahari pagi bisa masuk sebanyak-banyaknya dan cahaya matahari sore yang masuk hanya sedikit.
Bedengan disemprot dengan insektisida dan fungisida seperlunya.
Benih ditanam dengan tanah ecara tipis. Satu lubang sebaiknya diisi satu atau dua biji saja.
2.PERSEMAIAN DI KOTAK SEMAI
Persemaian benih di kotak semai sebagai berikut.
Kotak semai terbuat dari kayu dengan panjang 50-60 cm, lebar 30-40 cm, dan tinggi 25-30 cm. selain kayu, kotak juga bisa dibentuk dari plastik atau semen dengan ukuran yang sama.
Kotak tersebut harus diberi lubang dengandimeter 0,5 cm, sehingga air siraman tidak menggenang. Setelah itu, kotak diisi dengan tanh yang telah icampur dengan pupuk sangkar dengan perbandingan 1:1 atau 1:2.
Benih ditanam dengan jarak antarbaris 5 cm kedalaman 0,5-1 cm, dan ditutup tanah halus. Bibit yang telah tumbuh 7-10 hari bisa dipindahkan kedalam polibag atau ke dalam pot-pot untuk disemaikan hingga mencapai ukuran tertentu.
3. PERSEMAIAN DI POLIBAG
Persemaian benih di polibag merupakan upaya paling ideal dalam mendukung kecerdikan daya tomat sistem mulsa plastik. Cara persemaian benih ndi polibag dilakukan sebagai berikut ini.
Siapkan adonan media yang terdiri dari pupuk sangkar dan tanah dengan perbandingan 1:3 atau 1:4 untuk menghindari penyakit rebah batang dan penyakit lain di persemaian, tambahkan anfus yang mengandung glucadium dan tricoderma yang merupakan organisme pembunuh alami patogen. Anfus merupakan salah satu merek dagang yang dijual bebas di toko-toko pertanian. Setiap 1 kubik adonan tanah dan pupuk sangkar tambahkan 1 kg anfus. Selain itu, adonan tersebut diperam selama 3-4 ahad biar terjadi fermentasi atau pembusukan.
Siapkan bedengan persemaian dengan lebar 1-1,2 meter dan panjang 12 meter. Beri jarak 60-70 cm untuk setiap bedengan, sehingga mempermudah perawatan benih, menyerupai penyiraman ataupun pencabutan gulma. Biasanya setiap 1 m² bisa ditempati 500 bibit tomat dalam polibag.− Siapkan polibag dengan ukuran 7x10 cm.
Masukan adonan tanah dan pupuk sangkar ke dalam polibag, kemudian tanam benih dengan kedalaman 0,5 cm ke setiap polibag, satu polibag satu benih. Setelah itu, tutup polibag dengan rapat memakai karung, sehingga sinar matahari tidak bisa masuk secara langsung. Cara ini juga bisa memperceapat proses perkecambahan.
Setelah bibit berkecambah, yakni sekitar 3-4 hari, karung dibuka dan diganti dengan naungan plastik bening yang tidak bersifat permanen. Naungan ini akan mencegah benih dari kerusakan akhir terpaan air hujan atau sinar matahari yang berlebihan. Namun demikian, ketika akan dilakukan penyiraman, naungan bisa dibuka kembali.
Setelah benih mulai tumbuh menjadi tumbuhan atau sekitar satu minggu, fungsi naungan bisa dihilangkan secara bertahap. Mula-mula, naungan dibuka dari pukul 06:00 pagi hingga 09:00 pagi. Selanjutnya, naungan dibuka semenjak pukul 06:00 hingga pukul 12:00 siang hari. Demikian seterusnya hingga fungsi naungan tidak dibutuhkan lagi.
Setelah 2-3 minggu, bibit yang dada siap diseleksi. Bibit yang dipilih mempunyai penampakan yang baik, menyerupai pertumbuhan bibit normal, batang besar, dan sehat. Bibit dengan kondisi tidak normal, menyerupai kerdil atau terkena penyakit, tidak di ikutkan untuk ditanam di lahan.
c. PERAWATAN BIBIT
perawatan dan pemeliharaan bibit perlu dilakukan denagn intensif dimulai dari awal pertumbuhanya, menyerupai penyiraman dan penyiangan gulma. Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yakni pagi dan sore hari. Alat yang dipakai ialah gembor dengan lubang-lubang halus di mulutnya, sehingga tidak merusak benih tumbuhan yang gres tumbuh. Penyiangan gulma bisa dilakukan sewaktu-waktu dengan melihat ada tidaknya gulma di sekitar tanaman. Penyiangan bisa dilakukan secara manual atau eksklusif dicabut tnapa peralatan. Penyiangan mutlak dilakukan karna gulma bisa mengganggu perembesan unsur hara oleh bibit tanaman.
Setelah 7-10 hari, naungan atau atap persemaian perlu dibuka, sehingga bibit mendapat cahaya matahari yang cukup. Pembukaan atap dilakukan dua kali dalam sehari. Jika hujan terus menerus berlangsung, atap harus selalu ditutup.
Umumnya, pemupukan yang dilakukan hanya berupa pupuk daun, lantaran media persemaian biasanya telah diberi pupuk dasar. Jenis pupuk daun yang bisa diberikan bermacam-macam, menyerupai gandasil D atau growmore. Pupuk ini cukup diberikan sekali, yakni ketika bibit berumur 10 hari di daerah persemaian. Bagi bibit semaian yang belum mendapat pupuk dasar, bisa diberikan pupuk NPK secukupnya sebagai pupuk susulan. Pupuk NPK daberikan dengan melarutkanya ke dalam air, kemudian disiram bersmaan dengan penyiraman.
Pengendalian hama dilakukan secara manual, lantaran ukuran bibit masih terlalu kecil, sehingga rentan terhadap pemberian pestisida. Namun demikian, untuk serangan hama yang sudah melebihi batas toleransi, penyemprotan pestisida, menyerupai insektisida atau fungisida, dengan takaran separuh dari yang di anjurkan tetap bisa dilakukan. Biasanya, hama yang menyerang bibit ialah semut dan cacing tanah. Sedangkan penyakit yang sering menyerang berasal dari golongan jamur. Pestisida yang bisa dipakai untuk penyakit tersebut ialah furadan 3G, dithane hostathian, atau antracol.
d. PENANAMAN
Penanaman merupakan acara pemindahan bibit hasil persemaian ke lahan pertanaman. Proses penanaman mencakup tahapan sebagai berikut ini.
1. PEMILIHAN BIBIT
bibityang siap dipindahkan ke lahan pertanaman telah berumur 2-3 ahad dengan tinggi 12-15 cm. Bibit harus sehat yang dicirikan dengan penampakan yang prima, menyerupai pertumbuhan normal, batang besar, dan terlihat segar. Pemilihan bibit yang salah, dipilih bibit yang kerdil, memnyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan selanjutnya terhambat. Sebab, pertumbuhan bibit tidak akan tepat dan praktis terkena penyakit.
2. PENANAMAN
Bibit yang dipilih siap ditanam di lubang-lubang tanam yang telah disiapkan. Penanaman bisa dilakukan dengan memerhatikan hal-hal sebagai berikut ini.
Lakukan penanaman pada pagi atau sore hari. Hindarkan penanaman pada siang hari, lantaran menciptakan bibit layu.
Bibit yang bersal dari polibag ditanam dengan terlebih dahulu membuka polibag. Usahakan tanahnya tidak pecah atau rusak, sehingga perakaran tidak terganggu. Bibit ditanam sebatas leher tanaman, jangan hingga mengikutkan batangnya, sehingga tumbuhan terhindar dari busuk.
Usahakan bibit yang gres ditanam tidak menyentuh mulsa plastik, sehingga bibit tidak terbakar panasnya plastik. Hindari juga rongga di sekitar lubang tanam, sehingga bibit tidak mati lantaran akarnya kepanasan.setelah penanaman, lakukan penyiraman.