Inilah Teknik Pembenihan Ikan Lele Dumbo
https://petaniokesip.blogspot.com/2019/01/inilah-teknik-pembenihan-ikan-lele-dumbo.html
I. PENDAHULUAN
Salah satu komoditas perikanan yang cukup terkenal di masyarakat yakni lele dumbo (clarias gariepinus). Ikan ini berasal dari benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Karena mempunyai aneka macam kelebihan menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat Kelebihan tersebut diantamya yakni pertumbuhannya cepat, mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya lezat dan kandungan gizinya cukup tinggi. Maka tak heran, apabila minat masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar.
II. SISTEMATIKA
Philum Chordata, Kelas Pisces, Anak Kelas Teleostei, Bangsa Ostariophysi, Anak Bangsa Siluridae, Suku Claridae, Marga Clarias dan Jenis Clarias gariepinus Bentuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik mempunyai 4 pasang kumis, ekspresi besar, warna kelabu hingga hitam. Lele dumbo banyak ditemukan di rawa-rawa dan sungai di Afrika, terutama di dataran rendah hingga sedikit payau. Ikan ini mempunyai alat pernapasan embel-embel yang disebut aborescent, sehingga bisa hidup dalam air yang oksigennya rendah.
Lele dumbo termasuk ikan karnivora, namun pada usia benih lebih bersifat omnivora. Induk lele dumbo sudah sanggup dipijahkan setelah berumur 2 tahun dan sanggup memijah sepanjang tahun.
Ciri-ciri induk lele dumbo betina dan jantan yakni sebagai berikut :
- Induk betina : badan lebih pendek, mempunyai dua buah lubang kelamin yang bentuknya bulat.
- Induk jantan : badan lebih panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang.
III. PEMBENIHAN
Saat ini lele dumbo dapat dipijahkan secara alami. Namun demikian banyak orang lebih suka memijahkan dengan cara buatan (disuntik) alasannya yakni penjadwalan produksi sanggup dilakukan lebih tepat.
A. Pematangan Gonad
Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 50 s/d 200 m2 dengan kepadatan 2 s/d 4kg/ m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pellet sebanyak 3% per hari dari berat tubuhnya.
B. Seleksi Induk
- Seleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan induk yang akan dipijahkan.
- Induk betina ditandai dengan perutnya yang buncit dan kadang-kadang apabila dipijit ke arah lubang kelamin, keluar telur yang warnanya kuning tua.
- Induk jantan ditandai dengan warna badan dan alat kelaminnya agak kemerahan.
C. Pemberokan
- Pemberokan dilakukan dalam bak seluas 4 s/d 6 m2 dan tinggi 1 m2, selama 1 s/d 2 hari.
- Pemberokan bertujuan untuk membuang kotoran dan mengurangi kandungan lemak dalam gonad.
- Setelah diberok, kematangan induk diperiksa kembali.
D. Penyuntikan
- Induk betina disuntik dengan larutan hipofisa ikan mas sebanyak 2 takaran (1 kg induk membutuhkan 2 kg ikan mas) dan jantan ½ takaran atau ovaprim 0,3 ml/kg.
- Penyuntikan dilakukan pada pecahan punggung.
E. Pemijahan/Pengurutan
- Apabila akan dipijahkan secara alami, induk jantan dan betina yang sudah disuntik disatukan dalam kolam yang telah diberi ijuk dan dibiarkan memijah sendiri.
- Apabila akan diurut, maka pengurutan dilakukan 8 s/d 10 jam sehabis penyuntikan.
- Langkah pertama adalah menyiapkan sperma : ambil kantong sperma dari induk jantan dengan membedah pecahan Perutnya, gunting kantong sperma dan keluarkan. Cairan sperma ditampung dalam gelas yang sudah diisi NaCI sebanyak ½ bagiannya. Aduk hingga rata Bila terlalu pekat, tambahkan NaCI hingga larutan berwarna putih susu agak encer.
- Ambil induk betina yang akan dikeluarkan telurnya. Pijit pecahan Perut kearah lubang kelamin hingga telurnya keluar. Telur ditampung dalam mangkuk Plastik yang higienis dan kering Masukan larutan sperma bertahap dan aduk hingga merata. Tambahkan larutan NaCl biar sperma lebih merata Agar terjadi Pembuahan, tambahkan air bersih dan aduklah biar merata sehingga Pembenihan sanggup berlangsung dengan baik, untuk mencuci telur dari darah dan kotoran lainnya, tambahkan lagi air higienis kemudian dibuang. Lakukan 2 s/d 3 kali biar bersih.
- Telur yang sudah bersih dimasukan ke dalam hapa penetasan yang sudah dipasang di bak. Bak dan hapa tersebut ukuran 2 X 1 X 0,4 m dan sudah diisi air 30 cm. Cara memasukan, telur diambil dengan bulu ayam, lalu sebarkan ke seluruh permukaan hapa hingga merata. Dalam 2 s/d 3 hari telur akan menetas dan larvanya dibiarkan selama 4 s/d 5 hari atau hingga berwarna hitam.
F. Pendederan
- Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva, yang mencakup : pengeringan, perbaikan, pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.
- Pengapuran dilakukan dengan melarutkan kapur tohor ke dalam tong, kemudian disebarkan ke seluruh pematang dan dasar kolam. Dosisnya 250 s/d 500 g/m2.
- Pemupukan memakai kotoran ayam dengan takaran 500 s/d 1.000 gr/m2. Kolam diisi air setinggi 40 cm dan sehabis 3 hari, disemprot dengan organophosphat 4 ppm dan dibiarkan selama 4 hari.
- Benih ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 100 s/d 200 ekor/m2.
- Pendederan dilakukan selama 21 hari. Pakan tambahan diberikan setiap hari berupa tepung pellet sebanyak 0,75 gr/1.000 ekor.
IV. PENYAKIT
Penyakit yang sering menyerang lele dumbo yakni Ichthyopthirius multifilis atau lebih dikenal dengan white spot (bintik putih). Pencegahan, dapat dilakukan dengan persiapan kolam yang baik, terutama pengeringan dan pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari selama pemeliharaan atau merendam ikan yang sakit ke dalam larutan Oxytetracyclin 2 mg/liter.