Inilah Pengendalian Penyakit Kresek (Hawar Daun Bakteri) Flora Padi
https://petaniokesip.blogspot.com/2019/01/inilah-pengendalian-penyakit-kresek.html
Penyakit kresek (penyakit hawar daun bakteri) ialah penyakit padi yang penting dan umum ditemukan di Kecamatan Padang Gelugur, di lahan beririgasi dan sawah tadah hujan. Di sawah yang terinfeksi ini kehilangan hasil panen sanggup berkisar antara 6-60%.
Serangan penyakit kresek (penyakit hawar daun bakteri) pada tumbuhan padi yang disebabkan oleh kuman Xanthomonas oryzae pv. Oryzae sanggup menjadikan kerusakan tumbuhan dan menurunkan produksi. Bahkan, dalam serangan berat, sanggup menjadikan terjadinya puso. Serangan penyakit ini sanggup terjadi pada fase bibit, tumbuhan muda dan tumbuhan tua.
Gejala Serangan
Tanda awal serangan penyakit ini ialah pucuk daun menguning, kemudian menjalar melalui pinggir daun sampai ke pangkal. Pada serangan berat, daun padi akan tampak mengering. Pada serangan berat, sanggup terjadi hanya dalam waktu 30 hari, dan padi menjadi kering serta menjadikan puso.
Penyakit-penyakit hawar pelepah dan bacin batang menimbulkan tumbuhan gampang rebah sehingga sangat mengganggu proses pengisian gabah lantaran kerebahan biasanya terjadi pada ketika padi mencapai stadia pengisian gabah. Penyakit tersebut sangat merugikan lantaran meningkatkan gabah hampa atau gabah tidak terisi sempurna.
Penularan Penyakit
Penyakit menyebar terbawa air, angin dan benih dan bisul terjadi melalui stomata. Perkembangan penyakit hawar daun kuman (BLB) / kresek sangat dipengaruhi oleh kelembaban tinggi dan suhu rendah (20 – 220C). Itu sebabnya pada animo hujan yang hari-harinya tertutup awan, penyakit berkembang sangat baik.
Penanaman varietas peka dengan jarak tanam yang rapat, pemakaian pupuk nitrogen yang berlebihan yaitu > 300 kg urea/ha, dan pemakaian pupuk nitrogen tanpa fosfor (TSP) dan atau kalium (KCl) akan mendorong perkembangan penyakit tersebut
Pengendalian
Belum ditemukan cara pengendalian yang sanggup dianjurkan, namun pengeringan bersiklus (satu hari digenangi, tiga hari dikeringkan) dan penggunaan pupuk kalium (KCl) sanggup menurunkan keparahan penyakit.
Usaha pengendalian perlu memanfaatkan varietas tahan, dan juga administrasi pupuk (N yang tidak berlebih, P dan K yang cukup).
Penyakit ini sanggup ditekan dengan menanam dalam larikan (Legowo). Sistem tanam legowo sanggup memperbaiki iklim di sekitar tumbuhan melalui perbaikan aerasi dan penetrasi sinar matahari dan menekan pertumbuhan penyakit kresek. Pemupukan berimbang yang lengkap sanggup meningkatkan kemampuan bertahan tumbuhan terhadap penyakit
Pergiliran varietas dan tanaman, sanitasi (pertahankan sawah bersih—buang atau bajak gulma, jerami yang terinfeksi), eradikasi (pemusnahan) pada tumbuhan padi yang terjangkit sanggup dilakukan untuk mengendalikan penyakit kresek pada suatau kawasan tertentu.
Perlakukan benih padi secara khusus, yakni dengan melaksanakan perendaman selama 12-24 jam dengan larutan hypoclorit dengan takaran 1:300 terhadap benih padi. Tujuannya, untuk pencegahan semenjak dini dengan membersihkan benih dari kuman yang menimbulkan penyakit kresek. Setelah dilakukan perendaman, perlu dilakukan penyemprotan dengan memakai agensi hayati corinebacterium (5 cc per liter) atau pestisida dengan materi aktif agrimicin (2 cc per liter) pada ketika 14 hari sesudah tanam (HST), 24 HST dan 48 HST. Tujuannya untuk melindungi bakal daun muda yang akan tumbuh, sesudah daun yang ada terjangkit kresek.
Keringkan sawah sesudah panen dan biarkan bera (tidak ditanami) beberapa ahad untuk membunuh kuman yang mungkin bertahan dalam tanah atau sisa tanaman.
Penggunaan bakterisida menyerupai Agrep atau Agrimicyn, Nordox