Loading...

Inilah Peranan Flora Epilog Tanah Dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN

I.I. Latar  Belakang
Pertanian berkelanjutan ialah adalah prinsip, metode, praktek, dan falsafah yang betujuan biar pertanian layak dan menguntungkan secara ekonomi, secara ekologi sanggup dipertanggungjawabkan, secara sosial sanggup diterima, berkeadilan, dan secara budaya sesuai dengan kondisi setempat.
Tanaman epilog tanah merupakan tumbuhan yang sengaja ditanam untuk mengurangi imbas erosi, menambah sumber materi organik serta meningkatkan produktivitas tanaman.
Penggunaan tumbuhan epilog merupakan salah satu  kegiatan yang sanggup menunjang dan memperlihatkan bantuan dalam meningkatkan laba produktivitas pertanian dalam jangka panjang serta  menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan sehinnga sanggup dimanfaatkan dalam sistem pertanian berkelanjutan.

I.2. Tujuan
            Agar mahasiswa sanggup mengetahui peranan serta manfaat tumbuhan epilog tanah dalam sistem pertanaian berkelanjutan.



 ======================================================================'


BAB II ISI
             Pertanian berkelanjutan ialah suatu cara bertani yang mengintegrasikan aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian. Sistem pertanian berkelanjutan mencakup komponen-komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi. Sistem pertanian berkelanjutan pada hakikatnya ialah kembali pada alam yaitu sebuah sistem pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah serasi, selaras dan seimbang denganlingkungan atau sistem pertanian yang patuh pada kaidah-kaidah alamiah, Kata‘berkelanjutan’ dipakai secara luas dalam lingkup aktivitas pembanguan yang diartikanmenjaga biar suatu upaya terus berlangsung atau kemampuan untuk bertahan dan menjagaagar tidak merosot, Pertanian berkelanjutan direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melakukan pengurangan input bahan-bahan kimia,mengendalikan pengikisan tanah dan gulma, serta memelihara kesuburan tanah.
Tanaman epilog tanah atau yang lebih dikenal dengan sebutan cover crop ialah tumbuhan atau tumbuhan yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman  kerusakan oleh  erosi, memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah, sanggup menyumbang materi organik serta  sanggup mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Penggunaan  tumbuhan epilog tanah merupakan suatu perjuangan untuk  menunjang keberhasilan dalam sistem pertanian berkelanjutan.
Beberapa kegiatan yang diharapkan sanggup menunjang dan memperlihatkan bantuan dalam meningkatkan laba harmonisasai produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat tani ialah sebagai berikut: (1) pengendalian hama terpadu, (2) aplikasi sistem rotasi dan budidaya rumput, (3) konservasi lahan, (4) menjaga kualitas air/lahan basah, (5) aplikasi tumbuhan pelindung, (6) diversifikasi lahan dan tanaman, (7) pengelolaan nutrisi tanaman, (8) agroforestri (wana tani), (9) administrasi pemasaran, dan (10) audit dan penilaian administrasi pertanian secara terpadu dan holistik.

2.1. Manfaat Tanaman Penutup Tanah

Tanaman epilog tanah sanggup menekan pertumbuhan gulma ibarat alang-alang, tanah menjadi lebih gembur, meningkatkan pori aerasi dan pori air tersedia, serta meningkatkan produktivitas tanah. Sebagai rujukan biomassa mucuna (salah satu jenis tumbuhan epilog tanah) bisa menyumbang hara 23,2 kg N; 2,0 kg P; dan 19,7 kg K dalam setiap ton materi kering.
Tanaman epilog tanah juga sanggup melindungi permukaan tanah dari pengikisan percikan (splash erosion) tanggapan jatuhnya tetesan air hujan, meningkatkan kandungan materi organik tanah, dan memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia tanah, serta meminimumkan perubahan-perubahan iklim mikro dan suhu tanah, sehingga sanggup menyediakan lingkungan hidup yang lebih baik bagi tanaman.

2.2. Fungsi Tanaman Penutup Tanah
Cover Crop atau tumbuhan epilog tanah mempunyai fungsi, yaitu:

a.      Meningkatkan Kesuburan Tanah
Cover crop / tumbuhan epilog sanggup meningkatkan kualitas tanah dengan meningkatkan tingkat materi organik tanah melalui input tutupan biomassa tumbuhan dari waktu ke waktu. Peningkatan materi organik tanah meningkatkan struktur tanah, serta air dan gizi memegang dan kapasitas dapar tanah.  Hal ini juga sanggup mengakibatkan peningkatan perembesan karbon tanah, yang telah dipromosikan sebagai taktik mitigasi untuk membantu mengimbangi meningkatnya kadar karbon dioksida atmosfer.Selain itu, jaringan akar tumbuhan epilog besar membantu jangkar tanah di tempat dan meningkatkan porositas tanah, membuat jaringan habitat yang cocok untuk makro fauna tanah. Kualitas tanah dikelola untuk menghasilkan situasi optimal untuk tumbuhan berkembang. Faktor utama kualitas tanah ialah salinasi tanah, pH, keseimbangan mikroorganisme dan pencegahan kontaminasi tanah.

b.      Pengendalian Air
            Dengan mengurangi pengikisan tanah, tumbuhan epilog seringkali juga mengurangi baik tingkat dan kuantitas air yang mengalir di luar lapangan, yang biasanya akan menjadikan risiko lingkungan perairan dan ekosistem hilir (Dabney et al 2001). Cover biomassa tumbuhan bertindak sebagai penghalang fisik antara curah hujan dan permukaan tanah, sehingga air hujan untuk terus menetes ke bawah melalui profil tanah. Dengan resapan air meningkat, potensi untuk penyimpanan tanah air dan pengisian kembali akuifer sanggup ditingkatkan (Joyce et al 2002).
            Di sini kelembaban konservasi tanah sanggup menjadi duduk kasus yang berkepanjangan. Sementara tumbuhan epilog sanggup membantu untuk melestarikan air, di tempat beriklim sedang, mereka sanggup penarikan pasokan air tanah di ekspresi dominan semi, terutama kalau kondisi pertumbuhan iklim yang baik.
            Dalam kasus ini, sempurna sebelum tanam, petani seringkali menghadapi tradeoff antara manfaat dari peningkatan pertumbuhan tumbuhan epilog dan kekurangan mengurangi kelembaban tanah untuk produksi tumbuhan kas ekspresi dominan itu.

c.       Pengendalian Gulma
            Tanaman epilog tebal berdiri juga sering bersaing dengan gulma selama masa pertumbuhan tumbuhan epilog tanah, dan sanggup mencegah biji gulma yang paling berkecambah dari menuntaskan siklus hidup mereka dan mereproduksi. Jika tumbuhan epilog yang tersisa pada permukaan tanah daripada dimasukkan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau sesudah pertumbuhan yang dihentikan, sanggup membentuk tikar hampir tak tertembus. Hal ini secara drastis mengurangi transmitansi cahaya untuk bibit gulma, yang dalam banyak kasus mengurangi tingkat perkecambahan biji gulma (Teasdale 1993).
            Lebih jauh lagi, bahkan saat benih gulma berkecambah, mereka sering kehabisan energi yang tersimpan untuk pertumbuhan sebelum membangun kapasitas struktural yang diharapkan untuk menembus lapisan mulsa tumbuhan penutup. Hal ini sering disebut tumbuhan epilog melimpahi imbas (Kobayashi et al 2003).
            Beberapa tumbuhan epilog menekan pertumbuhan gulma baik selama dan sesudah kematian. Selama pertumbuhan tumbuhan pelindung ini bersaing keras dengan gulma untuk ruang yang tersedia, ringan, dan nutrisi, dan sesudah ajal mereka melimpahi berikutnya flush gulma dengan membentuk lapisan mulsa di permukaan tanah (Blackshaw et al, 2001).

d.      Pengendalian Hama dan Penyakit
            Beberapa tumbuhan epilog dipakai sebagai apa yang disebut "tanaman perangkap", untuk menarik hama menjauh dari tumbuhan utama dan terhadap apa yang hama lihat sebagai habitat yang lebih baik (Shelton dan Badenes-Perez 2006). Perangkap areal tumbuhan sanggup didirikan dalam tanaman, dalam pertanian, atau dalam lanskap.
            Dalam banyak kasus, tumbuhan perangkap ditanam selama ekspresi dominan yang sama dengan tumbuhan pangan yang dihasilkan. Luas lahan terbatas diduduki oleh tumbuhan perangkap sanggup diobati dengan pestisida sekali hama tertarik ke dalam perangkap dalam jumlah yang cukup besar untuk mengurangi populasi hama. Dalam beberapa sistem organik, petani akan menerima manfaat selama tumbuhan perangkap dengan bekerja sebagai vakum yang berukuran besar secara fisik menarik dari hama tumbuhan dan keluar dari lapangan (Kuepper dan Thomas 2002). Tanaman pelindung lainnya dipakai untuk menarik predator alami hama dengan menyediakan unsur-unsur habitat mereka. Ini ialah bentuk kontrol biologis dikenal sebagai habitat augmentasi, tetapi dicapai dengan memakai tumbuhan epilog (Bugg dan Waddington 1994).         Dengan cara yang sama bahwa sifat allelopati tumbuhan epilog sanggup menekan gulma, mereka juga sanggup mematahkan siklus penyakit dan mengurangi populasi penyakit basil dan jamur (Everts 2002), dan nematoda benalu (Potter et al. 1998, Vargas-Ayala dkk. 2000 ). Spesies dalam keluarga Brassicaceae, ibarat mustard, telah banyak ditunjukkan untuk menekan populasi penyakit jamur melalui pelepasan zat kimia beracun alami selama degradasi senyawa glucosinolade pada jaringan tumbuhan sel mereka (Lazzeri dan Manici 2001).

2.3. Syarat tumbuhan Penutup tanah
Tanaman yang dipakai sebagai tumbuhan epilog memerlukan persyaratan berikut:
o   mudah diperbanyak sebaiknya dengan biji
o   sistem perakaran tidak menjadikan kompetisi dengan tumbuhan utama
o   tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun
o   tidak mensyaratkan tingkat kesuburan yang tinggi
o   toleran terhadap pemangkasan, resisten terhadap hama, penyakit, kekeringan, naungan, dan injakan
o   mampu menekan pertumbuhan Gulma
o   sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah
o   mudah diberantas kalau tanah akan dipakai untuk penanaman tumbuhan semusim atau tumbuhan pokok lainnya
o   tidak mempunyai sifat-sifat yang mengganggu ibarat duri dan sulur-sulur yang membelit.

2.4. Pembagian Tanaman Penutup Tanah
 Tanaman epilog tanah dibagi menjadi 3, menurut habitatnya:
1. Tanaman epilog tanah rendah
2. Tanaman epilog tanah sedang yang berupa semak
3. Tanaman epilog tanah tinggi

Tanaman epilog tanah rendah
Tanaman epilog tanah rendah dipakai untuk:
a) Penutup tanah diantara tumbuhan perkebunan.
b) Digunakan pada pola tumbuhan yang rapat dalam barisan.
c) Untuk keperluan khusus, missal: memperkuat tebing kanal air, teras dan lain-lain.
Contoh jenis-jenis tumbuhan epilog tanah rendah:
• Banyak ditanam di tempat perkebunan karet:
o Centrosema sp.
Merupakan tumbuhan legume yang berasal dari Amerika. Mempunyai pertumbuhan yang lebat dan panjang batangnya mencapai 4 m, sehingga sanggup menekan pertumbuhan gulma.
o Calopogonium
Memiliki daun yang banyak dan panjangnya 3 m. tumbuhan ini mempunyai kemampuan menambat N di udara sebesar ± 3,8 mg N/hari/tanaman. Pada umur 5-6 bulan bisa menghasilkan ± 20 ton/ha materi segar atau ± 4 ton/ha materi kering yang mengandung ± 2,5 %N, 0,25 % P dan 1 % Ca.
o Pueraria
Merupakan tumbuhan legume yang merambat dengan panjang batang hingga 3 m, sanggup tumbuh pada tanah yang miskin dan tanah naungan. Mempunyai kemanpuan menambat N lebih dari tumbuhan Centrosema sp. dan Calopogonium.
• Ditanam pada tanah yang miskin:
o Mimosa invisa
• Ditanam untuk melindungi teras dan saluran:
o Agerantum conizoides I. (bebondotan)
o Panicum Maximum jacq (rumput benggala)
o Pennisetum purpureum Sch (rumput gajah)

Tanaman epilog tanah sedang
Tanaman epilog tanah sedang dipakai untuk:
a) Digunakan pada pola pertanaman teratur diantara barisan tumbuhan utama.
b) Digunakan dalam barisan sebagai pagar.
c) Diluar tumbuhan utama sebagai sumber materi organik.
Contoh jenis-jenis tumbuhan epilog tanah sedang:
• Banyak dipakai dalam pertanian teratur:
o Clibadium Surrinamense
• Digunakan untuk tumbuhan pagar:
o Lantana camara L. (rumput telekan)
o Clotaralia sp.
• Digunakan sebagai sumber materi organik:
o Leucaena glauca (lamtoro)
o Thitonia langeflora

Tanaman epilog tanah tinggi
Tanaman epilog tanah tinggi dipakai :
a) Sebagai tumbuhan pelindung, ditanam teratur pada barisan tanaman.
b) Untuk tanamanpenghijauan dan reboisasi.
Contoh jenis-jenis tumbuhan epilog tanah tinggi:
• Digunakan untuk tumbuhan pelindung perkebunan kopi:
o Leucaena (lamtoro)
Mampu menambat unsur N dalam jumlah besar
o Cajanus cajan (dadap)
Merupakan tumbuhan yang baik untuk perbaikan kesuburan tanah. Tanaman ini sanggup mencapai ketinggian 4m, mempunyai perakaran yang dalam. Mampu menaqmbat nitrogen sebesar 14,5 mg dalasm 1 hari.
• Tanaman penghijauan dan reboisasi:
o Acacia albizia (akasia)
Mampu memperbaiki kesuburan tanah. Tanaman ini bisa menambah kandungan unsure hara dari pelapukan daunnya sebesar ± 525 kg N, 1100 kg MgO, 140 kg K2O, 189 P2O5 dan 140 S/ha/th dengan populasi ± 50 tanaman/ha.
o Gliricidae sepium
Tanaman ini merupakan tumbuhan legume yang berasal dari Meksiko yang dipakai sebagai tumbuhan pelindung kopi, coklat dan the. Tanaman ini sanggup mencapai tinggi 15 m. Pada umur 1 tahun sanggup menambah nitrogen dalam tanah sebesar ± 150 kg N /ha/tahun.
o Jambu mete
o Kemiri
o Jeruk

2.5. Cara Penggunaan Tanaman Penutup Tanah
Teknologi ini sanggup diterapkan pada lahan kering, baik yang ditanami tumbuhan pangan, buah-buahan, maupun perkebunan, serta sanggup ditanam di antara barisan tanaman, dalam sistem alley cropping, atau sebagai pergiliran tanaman.


================================================================


BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Penggunaan tumbuhan epilog tanah merupakan salah satu perjuangan yang dilakukan dalam sistem pertanian berkelanjutan untuk menunjang dan meningkatkan produktivitas serta untuk memperoleh laba dalam bidang ekonomi, sosial, serta ekologi.

Ada majemuk jenis tumbuhan epilog tanah tergantung pada penggunaan dan habitatnya.



3.2. Saran
            Semoga pertanian berkelanjutan sanggup diterapkan secara keseluruhan di Indonesia, dan aceh khususnya.





 =================================================================



DAFTAR PUSTAKA

Anwarudinsyah, M.J., Sukarna dan Satsijati.  Pengaruh Cover Crop terhadap Kesuburan Tanah. 1993. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Hoyt, G.D. and W.L. Hargrone. Legume cover crop for improving crop and soil management in the Southern United States. 1986. New York City: Diamond Publisher.
Sarief, S. Ilmu Tanah Pertanian. 1985. Jakarta: Pustaka Buana.
Sinukaban, N. 1994. Membangun Pertanian Menjadi Lestari dengan Konservasi. Faperta IPB. Bogor.
Sitanala, Arsyad. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.
Sutanto, R. 1997. Daur Ulang Unsur Hara pada Praktek Pertanian Organik. Makalah disampaikan Sarasehan Teknis Pertanian Organik dalam menunjang kegiatan Pertanian Berkelanjutan. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Jakarta.


Ilmu Tanah 3988974289120896008

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Arsip Blog

close
Banner iklan   disini