Inilah Tinjauan Pustaka Mikrobiologi Kuman Dan Jamur
https://petaniokesip.blogspot.com/2019/03/inilah-tinjauan-pustaka-mikrobiologi.html
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme merupakan salah satu makluk hidup yang sanggup hidup pada ekosistem maupun dalam badan makluk hidup lainnya. Mikroorganisme terdapat beberapa yang menguntungkan bagi makluk hidup lainnya tetapi ada juga yang sanggup merugikan bagi makluk hidup lainnya. Menurut habitatnya mikrooganisme ada yang hidup di udara, tanah, badan makluk hidup, dan ada juga yang hidup di air. Sedangkan berdasarkan kebutuhan oksigennya mikroorganisme ada yang aerob (membutuhkan oksigen) maupun ada juga yang anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Mikroba tanah yang bersifat anaerob biasanya terletak pada lumpur yang tergenang air dan tidak ada oksigen yang cukup (Hindersah 2007).
(Pustaka Terlengkap - https://petaniokesip.blogspot.com/)
Mikroorganisme yang banyak didikaji kini ini lantaran peranannya besar bagi kehidupan yaitu basil dan fungi. Bakteri yaitu kelompok organisme yang tidak mempunyai membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta mempunyai tugas besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok basil dikenal sebagai biro penyebab abses dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya sanggup memperlihatkan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. (Bardy 2003). Fungi yaitu mikroorhanisme yang bersifat eukaritik yang biasanya berbentuk filamen dan lebih besar daripada bakteri. Peran fungi yang lain yaitu memulai sebagai reservoar nutrien ke bentuk biomassa mikrobial. Jamur membantu mengikat agregat tanah. Jamur mendekomposisi nutrien dalam bentuk senyawa organik (Waluyo 2005).
Mikroorganisme yang berada di alam sanggup diidentifikasi karakteristiknya dengan terlebih dahulu melalukan isolasi. Ada majemuk metode isolasi yang sanggup dipakai anrata lain metode isolasi dengan cara meneteskan materi yang mengandung mikroorganisme pada suatu beling epilog dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop. Isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas permukaan semoga secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke penggalan atas tabung. Isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan materi yangmengandung mikroorganisme pada permukaan atas tabung. Isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel adonan basil yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan didalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer (Dwidjoseputro 2003).
(Pustaka Terlengkap - https://petaniokesip.blogspot.com/)
Isolasi mikrobia pada prinsipnya yaitu memisahkan suatu jenis mikrobia dengan jenis mikrobia lainnya dengan asal mikrobia yang terdiri dari banyak sekali macam spesies. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan lantaran semua pekerjaan mikrobiologis, contohnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Pertumbuhan bakteri lebih banyak dijumpai pada intensitas pengenceran 10-8, sedangkan pertumbuhan fungi banyak dijumpai pada intensitas pengenceran 10-4 (Muharni 2009).
Proses isolasi fungi dilakukan menggunakan medium PDA (Potato Dextrose Agar) yang terdiri dari kentang 20%, dektrosa 2% dan semoga 2%. Media dibuat pH 5,0 untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi oleh basil pada dikala isolasi. Fungi lebih tahan terhadap pH suasana asam jikalau dibandingkan dengan basil atau aktinomycetes, sehingga dengan cara ini juga telah terjadi seleksi terhadap mikroba yang sedang diisolasi (Saryono 2002).
Isolasi jamur tanah dilakukan sengan cara melarutkan 1 gram sampel tanah kedalam air aquadest dan divortex. Suspense tanah diencerkan hingga mencapai volume 10 ml yang kemudian dilakukan pengenceran bertingkat hingga 10-3, kemudian suspensi diambil 1 ml yang dituangkan kedalam cawan petri dan ditambahkan dengan media PDA. Teknik ini dinamakan dengan merode tuang atau pour plate. Inokulum disimpan pada suhu kamar. Isolat sesudah berumur 4-7 hari dilakukan pemurnian. Isolat diidentifikasi secara makroskopis (untuk melihat bentuk koloninya) dan mikroskopis (melihat bentuk hifa dan sporanya) sesudah 3 hari (Indrayoga et al. 2013).
(Pustaka Terlengkap - https://petaniokesip.blogspot.com/)
Menurut Adnany dan Mohammad (2000) bahwa hasil identifikasi morfologi basil methanogen hasil isolasi bahwa basil ini berupa batang, bulat, pseudosarcina, spiral dan nonmotile. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara ada yang bentuknya tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk, ukuran, margin, elevasi, warna, permukaan, konsistensi) yang diistilahkan sebagai morfologi koloni.
Penentuan jumlah basil yang ada di dlam sustu medium sanggup dipakai beberapa cara, salah satunya dengan cara menjumlahkan basil secara keseluruhan yaitu menghitung semua basil yang ada di dalam suatu medium biakan. Penghitungan total sel dengan metode AODC (Acridine Orange Direct Count) yaitu salah satu metode perhitungan basil secara pribadi dengan menggunakan cat fourokrom acridine orange. Bakteri yang dihitung baik basil yang mati mauun yang masih hidup (Sutiknowati 2012).
Langkah selanjutnya sesudah melaksanakan isolasi mikroba yaitu melaksanakan purifikasi. Purifikasi bertujuan untuk mendapat satu spesies dalam satu tabung pemeliharaan kultur. Hal ini perlu dilakukan lantaran identifikasi mikroorganisme memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu. Affandi et al. (2001) menyatakan bahwa koloni yang tumbuh pada pengenceran 10-1-10-2 terlalu banyak sehingga tidak sanggup dipisahkan, maka yang dimurnikan yaitu koloni yang tumbuh pada pengenceran 10-3-10-5.
Langkah pemurnian yaitu koloni dengan abjad morfologi tertentu sanggup dipisahkan satu dengan lainnya dengan cara mengambilnya dengan ose. Menggoreskan pada media nutrien semoga atau pemurnian yang lain. Pengambilan dengan ose sanggup memisahkan koloni tunggal dengan yang lainnya. Mengambil koloni dengan abjad morfologi tertentu dengan cara mengambilnya dengan jarum enten kemudian menaruhnya pada satu titik media PDA pada cawan petri. Jarum ose dan jarum enten yang dipakai untuk memindahkan sedikit biakan basil dan fungi ke gelas obyek harus disterilisasi dengan cara dipanaskan diatas lampu bunsen semoga terbebas dari mikroba (steril), begitu pula dengan bibir cawan petri daerah koloni fungi (Suria 2005).
Teknik identifikasi basil salah satunya menggunakan metode pewarnaan gram. Pewarnaan gram yaitu salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang dipakai untuk mengidentifikasi bakteri. Cara pewarnaan ini paling sering dilakukan dalam pekerjaan mikrobiologi. Pewarnaan gram merupakan salah satu mekanisme yang paling banyak dipakai untuk mencirikan basil (Dwidjoseputro 2005).
Menurut Sari (2013) bahwa dalam pengecatan gram dilakukan dengan menyiapkan beling objek yang higienis dan bebas lemak dengan cara dibilas terlebih dahulu dengan alkohol 95% hingga bersih. Proses pewarnaan gram ini, olesan basil yang terfiksasi dikenai larutan ungu kristal, larutan yodium, alkohol dan safranin. Bakteri yang diwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua yaitu basil gram positif yang mempertahankan zat pewarna ungu kristal dan kesudahannya tampak biru-ungu tua. Kelompok yang lain yaitu basil gram negatif, yang kehilangan ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol dan sewaktu diberi pewarna tandingan dengan warna merah safranin atau tampak merah hingga merah muda (Pelczsar dan Chan 2008). Terdapat perbedaan stuktur dinding sel pada basil gram positif dan basil gram negatif, basil gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan tipis sehingga tidak sanggup mengikat cat warna utama dengan berpengaruh (Dwiloka 2000).
PEMBAHASAN
Isolasi mikrobia merupakan kegiatan memisahkan suatu jenis mikrobia dari jenis mikrobia lainnya dengan asal mikrobia yang terdiri dari banyak sekali macam spesies (Muharni 2009). Isolasi mikrobia yang dilakukan pada praktikum kali ini berasal dari biji kedelai dengan perlakuan dicuci dan tanpa dicuci, sampel tanah di bawah lapukan kayu, sampel kertas serta air minum dalam kemasan. Mikrobia yang di isolasi tersebut dibiakkan dalam pada media PDA dan NA. Media PDA merupakan media yang dipakai untuk membiakkan mikrobia berupa jamur. PDA sesuai bagi pertumbuhan jamur dikarenakan pada PDA terdapat kandungan ekstrak kentang yang merupakan sumber karbon bagi pertumbuhan jamur. NA merupakan media yang dipakai untuk membiakkan bakteri. Kandungan beef extract dalam NA berperan sebagai sumber protein bagi pertumbuhan bakteri.
Bakteri yaitu kelompok organisme yang tidak mempunyai membran inti sel sehingga tergolong dalam domain prokariot serta berukuran kecil atau mikroskopis (Bardy 2003). Fungi yaitu mikroorganisme yang bersifat eukaritik yang biasanya berbentuk filamen dan lebih besar daripada basil (Waluyo 2005). Bakteri dan fungi keduanya merupakan mikrobia yang berukuran mikroskopis, untuk mengamatinya memerlukan alat berupa mikroskop. Ciri morfologi dari keduanya sanggup dilihat dari pertumbuhan koloninya. Perbedaan secara morfologi sanggup dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, elevasi, margin, permukaan, opacity dan chromogenesis dari koloni biakan yang tumpuh pada media isolasi.
Berdasarkan tabel 2.1 hasil pengamatan koloni yang terdapat pada beberapa materi yang dipakai memperlihatkan perbedaan mikrobia yang tumbuh. Media Na akan tumbuh basil dan media PDA akan tumbuh jamur. Perbedaan yang mencolok yakni pada permukaan dari koloni pada media biakan. Permukaan basil yang muncul yakni tiga timbul dan satu rata sedangkan pada permukaan jamur yakni dua halus dan dua berserabut. Hal tersebut dikarenakan pada permukaan media jamur membentuk hifa dan spora yang tumbuh dipermukaan media. Hifa tersebut bila dilihat ibarat benang-benang yang menjulur ke atas dari permukaan media, kemudian diujung dari benang tersebut terdapat spora dari jamur itu sendiri, sehingg permukaan koloni pada media biakan terlihat berserabut. Bakteri tidak membentuk hifa melainkan memproduksi suatu lendir sehingga kenampakannya pada permukaan media terlihat timbul lantaran pada titik-titik tertentu jumlah basil lebih banyak dari daerah lain.
Identifikasi mikrobia sebelum dibiakkan pada media dilakukan pengenceran bertingkat pada materi yang akan digunakan. Pengenceran bertingkat biasanya menggunakan larutan garam fisiologis. Larutan garam fisiologis ini dibentuk dari adonan aguadest dan NaCl dengan perbandiangan 10 gram NaCl untuk 1 liter aquadest. Penggunaan garam fisiologis bertujuan untuk menjaga turgiditas sel mikrobia semoga tidak mengalami lisis dan sanggup bertahan hidup hingga dipindahkan pada media biakan yang sesuai. Pengenceran bertingkat bertujuan untuk mendapat jumlah koloni yang semakin sedikit dengan tingkat pengenceran yang semakin tinggi. Jumlah koloni yang semakin sedikit yang tumbuh pada media biakan akan memudahkan dalam proses identifikasi morfologi dari koloni yang diamati.
Metode yang dipakai untuk menginokulasi isolat pada medium semoga miring dalam rangka pemurnian isolat yakni metode zig zag. Metode zig zag dipakai untuk mendapat koloni yang sedikit pada ujung hasil gesekan sehingga didapatkan biakan murni. Biakan murni merupakan biakan yang hanya terdapat satu jenis koloni mikrobia yang tumbuh pada media biakan (Fitri dan Yasmin 2011). Hasil inokulasi pada media semoga miring kemudian dipindah pada media yang terdapat pada petridish dengan metode streak kuadran. Tujuan dari streak kuadran sendiri yakni mendapat koloni basil yang paling sedikit pada ujung gesekan ke empat sehingga didapatkan 1 koloni yang terpisah dari koloni lain sehingga identifikasi mikrobia sanggup dilakukan secara mudah. Hasil streak kuadran tersebut dipakai untuk mengkonfirmasi apakah hasil yang di streak dan yang di inokulasi merupakan mikrobia yang sama atau berbeda.
Bakteri yang diperoleh dari hasil streak kuadran kemudian dilakukan pewarnaan gram. Menurut Rostinawati (2008) pewarnaan gram dipakai untuk mengetahui morfologi sel basil serta untuk membedakan basil gram positif dan gram negatif.
Hasil dari streak kuadran sanggup dilihat pada tabel 2.3. Pada PDA diperoleh mikrobia yang sama dengan isolasi awal yaitu hasil isolasi dari air tanah pada medium PDA. Jamur yang tumbuh pada media PDA tersebut sama dengan jamur awal yang diperoleh dari hasil isolasi dan inokulasi, hal tersebut terlihat dari chromogenesis jamur yang tumbuh sama-sama berwarna kehijauan. NA pada streak kuadran juga memperlihatkan hasil yang sama dengan yang sebelumnya di media miring.
Bakteri yang diperoleh dari hasil streak kuadran kemudian dilakukan pewarnaan gram. Menurut Rostinawati (2008) pewarnaan gram dipakai untuk mengetahui morfologi sel basil serta untuk membedakan basil gram positif dan gram negatif. Bakteri yang dipakai pada perwarnaan gram kali ini berasal dari hasil isolasi basil dengan materi sempel yakni tangan. Hasil pewarnaan gram sanggup dilihat pada foto di tabel 2.4. Bakteri yang diperoleh memperlihatkan warna merah pada preparat yang diamati. Hasil ini memperlihatkan bahwa basil yang diperoleh merupakan basil gram negatif.
Lay (1994) menyatakan bahwa basil gram positif pada pewarnaan gram berwarna ungu disebabkan kompleks zat warna kristal violet-yodium tetap dipertahankan meskipun diberi larutan pemucat aseton alkohol, sedangkan basil gram negatif berwarna merah alasannya yaitu kompleks tersebut larut pada dikala proteksi larutan pemucat aseton alkohol sehingga mengambil warna merah safranin. Perbedaan warna pada basil gram positif dan basil gram negatif memperlihatkan bahwa adanya perbedaan struktur dinding sel antara kedua jenis basil tersebut. Bakteri gram positif mempunyai struktur dinding sel dengan kandungan peptidoglikan yang tebal sedangkan basil gram negatif mempunyai struktur dinding sel dengan kandungan lipid yang tinggi (Fitri dan Yasmin 2011), sehingga kandungan peptidoglikan pada struktur dinding selnya tipis.