Inilah Teknik Okulasi Sambung Sisip Tanaman Buah
https://petaniokesip.blogspot.com/2017/08/inilah-teknik-okulasi-sambung-sisip.html
Okulasi yakni sebuah kata yang sangat terkenal di kalangan para pecinta tanaman, khususnya pecinta tumbuhan buah, termasuk para penangkar bibit (grower). Populer, itu lantaran secara umum dikuasai bibit tumbuhan buah yang dihasilkan dan beredar secara luas di Indonesia yakni bibit yang diperbanyak dengan cara okulasi atau tempel mata, meski sesungguhnya cara okulasi bukan satu-satunya cara untuk memperbanyak tanaman. Okulasi juga ternyata kurang begitu terkenal bagi kalangan pecinta tumbuhan khususnya di Jawa Timur dan Kalimantan Barat, alasannya yakni dari kedua tempat tersebut, cara sambung pucuk (top grafting) yakni cara yang paling banyak dipakai dibanding cara-cara perbanyakan tumbuhan lainnya. Di beberapa tempat lainnya, sambung susuan (approach grafting) justru menjadi cara perbanyakan yang paling disukai.
Topik ini tidak mengulas okulasi karena pendapat dari beberapa penangkar, okulasi yakni cara yang relatif sulit lantaran menuntut kemampuan teknis yang tidak mengecewakan tinggi alias agak njlimet kata orang Jawa (padahal sesungguhnya tidak), serta pertumbuhan mata tunas yang relatif lebih lambat (bagi orang yang kurang sabar). Mengambil (kadang harus dengan cara mencongkel) mata tunas memang bukan hal gampang bagi pemula dan penghobi yang jarang bersentuhan dengan cara atau teknik ini. Jika proses okulasi mata tunas yang ditempelkan berhasil, diperlukan waktu yang relatif lebih usang untuk menumbuhkan mata tunas tersebut menjadi calon batang dan cabang. Oleh lantaran itu, dicari teknik gres yang relatif lebih sederhana dibanding okulasi di satu sisi dan di sisi lainnya, cara yang relatif lebih sederhana tersebut bisa menghasilkan bibit tumbuhan gres yang pertumbuhannya lebih cepat bongsor dibanding bibit hasil okulasi.
Sambung sisip sesungguhnya bukan teknik gres lantaran cara ini sesungguhnya hanya memodifikasi teknik sambung mata alias okulasi. Dikatakan modifikasi lantaran "step by step" hampir menyerupai dengan okulasi, namun bila pada teknik okulasi yang ditempelkan yakni mata tunas, maka pada sambung sisip yang ditempelkan yakni ranting muda. Jika pada teknik okulasi hanya menempelkan 1 mata tunas saja, maka pada sambung sisip sanggup ditempelkan ranting muda dengan lebih dari 1 mata tunas, bisa 2 mata tunas sekaligus, bahkan lebih. Dengan demikian, bila mengandung lebih dari 1 mata tunas, maka titik percabangan rendah sanggup direkayasa dari awal, semenjak bibit tersebut dibuat, lantaran bibit dengan percabangan rendah atau percabangan yang langsung muncul di titik sambungan akan menghasilkan tanaman yang rendah namun kompak, rimbun, dan dengan tajuk yang membulat, satu model yang sangat ideal untuk para penghobi tumbuhan buah dalam pot maupun untuk penanaman di lahan. Jika penempelan ranting muda berhasil, pertumbuhan tunas dari ranting muda tersebut juga cenderung lebih cepat dibanding tunas yang muncul dari penempelan mata pada okulasi, dengan demikian hal ini menjadi solusi bagi mereka yang menginginkan pertumbuhan bibit yang lebih cepat bongsor.
Sambung sisip sesungguhnya bukan teknik gres lantaran cara ini sesungguhnya hanya memodifikasi teknik sambung mata alias okulasi. Dikatakan modifikasi lantaran "step by step" hampir menyerupai dengan okulasi, namun bila pada teknik okulasi yang ditempelkan yakni mata tunas, maka pada sambung sisip yang ditempelkan yakni ranting muda. Jika pada teknik okulasi hanya menempelkan 1 mata tunas saja, maka pada sambung sisip sanggup ditempelkan ranting muda dengan lebih dari 1 mata tunas, bisa 2 mata tunas sekaligus, bahkan lebih. Dengan demikian, bila mengandung lebih dari 1 mata tunas, maka titik percabangan rendah sanggup direkayasa dari awal, semenjak bibit tersebut dibuat, lantaran bibit dengan percabangan rendah atau percabangan yang langsung muncul di titik sambungan akan menghasilkan tanaman yang rendah namun kompak, rimbun, dan dengan tajuk yang membulat, satu model yang sangat ideal untuk para penghobi tumbuhan buah dalam pot maupun untuk penanaman di lahan. Jika penempelan ranting muda berhasil, pertumbuhan tunas dari ranting muda tersebut juga cenderung lebih cepat dibanding tunas yang muncul dari penempelan mata pada okulasi, dengan demikian hal ini menjadi solusi bagi mereka yang menginginkan pertumbuhan bibit yang lebih cepat bongsor.
Berikut yakni tahapan-tahapan dalam proses sambung sisip :
(contoh foto tutorial yakni sambung sisip pada tumbuhan klengkeng)
Siapkan batang bawah yang pertumbuhan tanamannya sehat, daun di belahan ujung tunas telah berkembang tepat dan berwarna hijau tua. Itu tanda bahwa tumbuhan sedang berada dalam keadaan dorman, tidak terjadi aktifitas pembelahan sel yang intensif di belahan tunas-tunas ujung tanaman. Dalam kondisi menyerupai ini, kambium tumbuhan berada keadaan maksimum, lapisannya kambiumnya tebal, dan sangat ideal untuk proses pengelupasan kulit batang dan penyambungan serta penyatuan entres.
Pilih titik penyambungan, kira-kira 15 sampai 25cm di atas pangkal batang, iris kulit batang di titik penyambungan tersebut memanjang dari atas ke arah bawah, sepanjang 3-5cm, dengan lebar 7-10mm.
Potong melintang kulit batang pada belahan atas, kemudian congkel memakai mata pisau, kemudian tarik kulit batang pelahan dengan hati-hati biar tidak putus atau robek. Potong "lidah" kulit batang tersebut dengan menyisakan kulit batang sepanjang 1cm di belahan bawah yang nantinya berfungsi sebagai dudukan atau penyangga entres yang akan ditempelkan ke batang bawah.
Beberapa masalah mengatakan bahwa kulit batang tidak sanggup dikelupas dan lengket ketika ditarik, ini yakni tanda bahwa lapisan kambium batang bawah berada dalam keadaan minimum dan sangat tipis. Batalkan penggunaan batang bawah tersebut dan suburkan kembali pertumbuhannya biar sanggup dipakai kembali sebagai batang bawah sehabis pertumbuhannya disuburkan beberapa waktu kemudian.
Beberapa masalah mengatakan bahwa kulit batang tidak sanggup dikelupas dan lengket ketika ditarik, ini yakni tanda bahwa lapisan kambium batang bawah berada dalam keadaan minimum dan sangat tipis. Batalkan penggunaan batang bawah tersebut dan suburkan kembali pertumbuhannya biar sanggup dipakai kembali sebagai batang bawah sehabis pertumbuhannya disuburkan beberapa waktu kemudian.
Siapkan entres yang diambil dari ranting belahan ujung dari pohon induk terpilih. Entres harus cukup muda dengan kulit berwarna hijau atau hijau keabuan. Potong semua daunnya dan sisakan tangkai daun sepanjang kurang lebih 5mm yang berfungsi untuk melindungi mata tunas di belahan ketiak tangkai daun ketika plastik pengikat dililitkan ke titik sambungan.
Jangan gunakan entres yang kulitnya telah berwarna cokelat bau tanah atau coklat keabuan lantaran daya regenerasi entres seperti telah menurun, sehingga kemampuannya untuk menumbuhkan tunas lebih rendah dibanding yang diambil dari tunas muda di belahan ujung.
Entres bisa dipilih mulai dari belahan pucuk sampai belahan bawah dengan 1-4 mata tunas, yang penting kulit entres masih berwarna hijau atau hijau keabuan.
Entres bisa dipilih mulai dari belahan pucuk sampai belahan bawah dengan 1-4 mata tunas, yang penting kulit entres masih berwarna hijau atau hijau keabuan.
Potong entres dengan 1-3 mata tunas, kemudian iris miring sepanjang 2cm pada belahan pangkalnya dan usahakan biar pengirisan tersebut hanya dilakukan dengan prinsip "sekali iris eksklusif jadi". Pengirisan berkali-kali bisa menciptakan entres menjadi sangat pendek ukurannya sehingga sulit untuk ditempelkan, selain itu pengirisan berulang-ulang bisa menjadikan resiko memar jaringan yang kesannya memperkecil persentase keberhasilan penyambungan tersebut.
Letakkan entres yang telah disayat belahan pangkalnya, persis berhadapan dengan bidang sayatan kulit batang bawah yang telah disiapkan sebelumnya, kemudian tempelkan dengan tepat sehingga terjadi pertemuan antara bidang iris entres dengan bidang sayatan kulit batang bawah . Umumnya, entres tidak akan jatuh lantaran terjepit oleh "lidah" kulit yang disisakan sebagai dudukan atau penyangga entres.
Jepit titik sambungan dengan ibu jari tangan biar entres tidak bergeser atau berubah posisinya. Pergerakan entres yang berulang-ulang akan mengurangi tingkat keberhasilan penyambungan lantaran bidang pertemuan entres dan batang bawah mengalami memar, khususnya di belahan jaringan kambium batang bawah.
Ikat bidang sambungan memakai irisan plastik PE (polyethilene) yang tipis namun sangat elastis dan kuat. Ikatan dimulai dari bawah, sekitar 5mm dibawah sambungan, melingkar sambil menarik plastik ke arah atas, menutup rapat seluruhnya sampai kira-kira 5mm di atas entres yang ditempelkan.
Keseluruhan bidang sambung dan entres telah tertutup rapat oleh lilitan plastik sehingga mengurangi infiltrasi air dari luar yang bisa menciptakan entres membusuk, sekaligus lilitan plastik tersebut menciptakan iklim mikro menjadi tetap lembab. Fungsi lain dari lilitan plastik ini yakni mengurangi laju penguapan air (evapotranspirasi) tanggapan metabolisme entres sehingga kesannya entres tetap berada dalam kondisi segar.
Gunakan plastik PE (polietilen) yang tipis, sangat lentur, namun berpengaruh sebagai pengikat. Plastik yang dipakai sebagai pengikat memiliki ketebalan 0,02mm, berbentuk lembaran yang kemudian diris-iris menggunakan cutter, berukuran lebar 2-3cm dan panjang 10-15cm, diubahsuaikan dengan diameter batang bawah yang akan disambung sisip
Bariskan dengan rapi semua bibit yang telah disambung sisip di tempat terbuka untuk memudahkan pemeliharaan selama proses sambung sisip berlangsung.
Empat ahad pasca penyambungan, plastik pengikat sanggup dibuka seluruhnya. Jika entres tetap segar dan berwarna hijau atau kehijauan, berarti sambungan berhasil, namun bila entres menghitam dan mengering, hal tersebut yakni tanda bahwa proses penyambungan gagal.
Jika sambungan berhasil, biarkan 2-4 hari, sehabis itu potong setengah batang bawah setinggi 5-8cm di atas titik penyambungan. Setelah dipotong setengah, tekuk batang atas ke arah bawah untuk merangsang tunas biar tumbuh dengan cepat lantaran entres telah menyatu dengan batang bawah.
Tunas akan tumbuh dengan cepat pasca pemotongan batang utama (batang bawah) 5-8cm di atas titik sambungan. Penyinaran sinar matahari penuh akan merangsang laju pertumbuhan tunas menjadi batang gres dengan cabang, ranting dan daun gres yang sempurna.
Tunas akan tumbuh dan berkembang tepat 10-12 ahad pasca penyambungan
klengkeng Diamond River "Jenderal" hasil perbanyakan sambung sisip |
Berikut ini yakni tampilan beberapa bibit tumbuhan buah yang dibentuk dengan menerapkan teknik sambung sisip, dengan tunas yang telah tumbuh dan berkembang sempurna