Inilah Budidaya Sengon
https://petaniokesip.blogspot.com/2020/06/inilah-budidaya-sengon.html
Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Di Indonesia, sengon mempunyai beberapa nama daerah mirip berikut :
Jawa :jeunjing, jeunjing bahari (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa). Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore).
Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tumbuhan sengon ialah kayunya. Pohonnya sanggup mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bundar dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas infinit IV - V.
Kayu sengon dipakai untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.
Tajuk tumbuhan sengon berbentuk mirip payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun beragam menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan gampang rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak masakan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.
Sengon mempunyai akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh lantaran itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.
Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak pohon sengon ditanam ditepi daerah yang gampang terkena pengikisan dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’ di sekitar daerah ajaran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.
Bunga tumbuhan sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jikalau sudah renta biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.
Habitat Sengon
Tanah
Tanaman Sengon sanggup tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.
Iklim
Ketinggian tempat yang optimal untuk tumbuhan sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tumbuhan sengon ini masih sanggup tumbuh hingga ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tumbuhan tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.
Curah Hujan
Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan mempunyai curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.
Kelembaban
Kelembaban juga menghipnotis setiap tanaman. Reaksi setiap tumbuhan terhadap kelembaban tergantung pada jenis tumbuhan itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.
Keragaman Penggunaan dan Manfaat Kayu sengon
Pohon sengon merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga perakarannya sanggup dimanfaatkan untuk bermacam-macam keperluan.
Daun
Daun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak mirip sapi, kerbau, dfan kambingmenyukai daun sengon tersebut.
Perakaran
Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan basil Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar sanggup membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam tanah.
Dengan demikian pohon sengon sanggup menciptakan tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya tanah ini sanggup ditanami dengan tumbuhan palawija sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.
Kayu
Bagian yang memperlihatkan manfaat yang paling besar dari pohon sengon ialah batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan dikala ini sengon banyak diusahakan untuk banyak sekali keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai materi baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, materi baku industri pulp kertas dll.
Pembibitan Sengon
a) Benih
Pada umumnya tumbuhan sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik ialah benih yang berasal dari induk tumbuhan sengon yang mempunyai sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut:
• Kulit higienis berwarna coklat tua
• Ukuran benih maksimum
• Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
• Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan menyidik kondisi forum dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
b) Kebutuhan Benih
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami sanggup dihitung dengan memakai rumus perhitungan sederhana berikut :
• Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar= 100 m)
• Jarak tanam 3 x 2 meter
• Satu lubang satu bibit sengon
• Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
• Daya tumbuh 60 %
• Tingkat ajal selama di persemaian 15 %
Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.
c) Perlakuan benih
Sehubungan dengan biji sengon mempunyai kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air cuek yang telah di beri pupuk hayati MiG-6PLUS (10ml : 1 liter air) untuk merangsang kecambah biar lebih cepat muncul, rendam kurang lebih 24 jam, kemudian ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan.
d) Pemilihan Lokasi Persemaian
Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh lantaran itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan menentukan tempat persemaian sebagai berikut :
• Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5 %.
• Diupayakan menentukan lokasi yang mempunyai sumber air yang gampang diperoleh sepanjang isu terkini ( erat dengan mata air, erat sungai atau erat persawahan).
• Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.
• Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana produksi tumbuhan dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan.
Langkah-Langkah Penyemaian Benih Sengon
Terlepas dari aktivitas pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih sanggup dibagi benjadi tahap – tahap aktivitas sebagai berikut:
a) Penaburan
Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini akan sanggup membentuk tegakan yang berkualitas.
Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam aktivitas penaburan ialah sebagai berikut :
• Benih
• Bedeng tabur/bedeng kecambah
• Media Tabur, adonan pasir dengan tanah 1 : 1, Kemudian semprotkan media semai dengan larutan pupuk hayati MiG-6PLUS (10ml MiG-6PLUS : 1 liter air) merata pada permukaan media semai. Biarkan selama 3 hari, Kemudian benih siap di tabor.
• Peralatan penyiraman
• Tersedianya air yang cukup.
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibentuk dari materi kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran kolam tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan biar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah.
Penaburan benih pada media tabur dilakukan sehabis benih menerima perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.
Sumber
1. www.lablink.or.id
2. Teknologi MiG corporation
Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibentuk sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih biar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur 7 – 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.
Penyapihan Bibit
Langkah-langkah aktivitas penyapihan bibit antara lain ialah :
• Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi kecil-kecil sekitar 2 – 4 lubang pada penggalan sisi-sisinya.
• Masukkan media tanam yang berupa adonan tanah subur, pasir dan pupuk sangkar (1:1:1).Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
• Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah.
• Kemudian semprotkan media di polybag dengan larutan pupuk hayati MiG-6PLUS (10ml MiG-6PLUS : 1 liter air) merata pada permukaan. Biarkan selama 3 hari Kemudian tanam kecambah. Ulangi setiap 10 – 14 hari sekali hingga tumbuhan siap untuk di tanam di lahan (pada usia 6 bulan).
• Kantong plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, biar tidak pribadi tersengat terik matahari.
• Pada masa pertumbuhan anakan semai hingga pada dikala kondisi bibit layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensip.
c) Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian ialah sebagai berikut :
• Penyiraman, penyiraman yang optimum akan memperlihatkan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan memakai nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman sanggup dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada dikala bibit gres dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.
• Pemupukan, pemupukan dilakukan dengan memakai larutan "gir". Adapun pembuatan larutan "gir: sebagai berikut :
o Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air hingga volumenya ¾ bagian, kemudian tambahkan 15 kg TSP, kemudian diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan sehabis itu dipakai untuk pemupukan.
o Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap dipindahkan ke kebun.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera biar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
Penyiangan
Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati biar jangan hingga akar bibit terganggu.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama yang biasa menyerang bibit ialah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.
Seleksi bibit
Kegiatan seleksi bibit merupakan aktivitas yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diperlukan pada dikala waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata.
Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari flora pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memperlihatkan ruang tumbuh kepada tumbuhan yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
• Pembersihan lahan, yaitu berupa aktivitas penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu biar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.
• Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
Penanaman
Jenis aktivitas yang dilakukan berupa :
• Pembuatan dan pemasangan ajir tanam
• Ajir dapa dibentuk dari materi bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk memperlihatkan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan
• Pembuatan lobang tanam, lobang tanam dibentuk dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm sempurna pada ajir yang sudah terpasang.
• Pengangkutan bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat penanaman.
• Penanaman bibit, pelaksanaan aktivitas penanaman harus dilakukan secara hati – hati biar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus sempurna ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan kuat terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.
Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan
• Penyulaman, yaitu penggantian tumbuhan yang mati atau sakit dengan tumbuhan yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 ahad sehabis tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum tumbuhan berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tumbuhan lain, maka dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.
• Penyiangan, Pada dasarnya aktivitas penyiangan dilakukan untuk membebaskan tumbuhan pokok dari tumbuhan penggagu dengancara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, biar kemampuan kerja akar dalam menyerap unsur hara sanggup berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menyebabkan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya. Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan semenjak penanaman biar pertumbuhan tumbuhan sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun simpulan isu terkini penghujan, lantaran pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
• Pendangiran, pendangiran yaitu perjuangan mengemburkan tanah disekitar tumbuhan dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berkhasiat bagi pertumbuhan tanman.
• Pemangkasan, melaksanakan pemotongan cabang pohon yang tidak berkhasiat (tergantung dari tujuan penanaman).
• Penjarangan , penjarangan dillakukan untuk memperlihatkan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tumbuhan sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada dikala tumbuhan berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tumbuhan yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada simpulan daur. Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon berdasarkan sistem "untu walang" (gigi belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman.
Sesuai dengan daur tebas tumbuhan sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis aktivitas pemeliharaan yang dilaksanakan diadaptasi dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I hingga dengan tahun ke III aktivitas pemeliharaan yang dilaksanakan sanggup berupa aktivitas penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa aktivitas penjarangan dengan maksud untuk memperlihatkan ruang tumbuh kepada tumbuhan yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan diadaptasi dengan hukum standar teknis kehutanan yang ada.